Suara.com - Peneliti menemukan bahwa obat yang umum digunakan pengidap kecemasan ternyata dapat meningkatkan risiko cacat pada bayi.
Obat ini disebut Pregabalin, umumnya digunakan untuk nyeri neuropatik karena kerusakan saraf dan biasanya diresepkan untuk pasien yang mengidap kecemasan, epilepsi, dan nyeri saraf.
Ketika diresepkan untuk kecemasan, obat ini dirancang untuk menghentikan otak melepaskan bahan kimia yang membuat pengidap merasa cema, lapor The Sun.
Namun, kini obat tersebut telah dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko kelainan pada bayi, terutama yang memengaruhi sistem saraf, mata, wajah, sistem kemih, dan alat kelamin.
Baca Juga: Mefenamic Acid Obat Apa? Ketahui Kegunaan dan Aturan Pakainya
Dalam penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Nordik, menunjukkan bahwa risiko kelainan meningkat 5,6% bagi ibu hamil yang menggunakan pregabalin pada trimester pertama.
Studi ini mengamati 2.700 ibu hamil yang menggunakan Pregabalin pada trimester pertama antara tahun 2005 hingga 20016. Menurut peneliti, masa ini pengguna obat tersebut meningkat.
Pasien biasanya meminum obat dalam dua atau tiga dosis terpisah. Sementara penderita epilepsi juga akan terus menggunakan Pregabalin walau kondisi mereka telah terkendali.
Kini, para dokter di Inggris telah diperingatkan untuk tidak meresepkan obat ini untuk wanita hamil, mengikuti penelitian di negara-negara Nordik.
Sementara pengidap kecemasan yang mendapat resep obat ini biasanya akan disarankan untuk menggunakan kontrasepsi agar tidak hamil dulu.
Kepala petugas keamanan Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA), Alison Cave, mengatakan badan tersebut telah meninjau hasilnya secara hati-hati dan akan terus menjaga keamanan Pregabalin di bawah pengawasan ketat.
"Penting bagi Anda untuk berbicara dengan dokter sebelum menghentikan Pregabalin atau membuat perubahan apa pun pada obat-obatan yang biasa," kata Cave.
"Rasa sakit, kecemasan, atau epilepsi yang tidak diobati biasa berbahaya bagi Anda dan bayi yang belum lahir," tandasnya.