Suara.com - Update Covid-19 global per Kamis (21/4/2022) menunjukkan kasus positif bertambah 887.369 dan kematian mencapai 3.175 jiwa.
Tiga negara melaporkan kasus positif baru mencapai ratusan ribu. Di antaranya Jerman 187.233 kasus, Prancis 155.711 kasus, dan Korea Selatan 111.280 kasus.
Sedangkan angka kematian paling banyak dilaporkan oleh Inggris dengan 508 jiwa dan Amerika Serikat sebanyak 378 jiwa.
Pada situs worldometers tercatat akumulasi data Covid-19 per Kamis (21/4/2022) sebanyak 506,77 juta kasus positif dengan 6,23 juta kematian sejak awal pandemi. Hingga saat ini masih ada 41,67 juta orang di seluruh dunia yang positif Covid-19.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 19 April: Positif 179, Sembuh 314, Meninggal 2
Omicron masih mendominasi paparan virus corona di dunia. Meski jumlah kasus secara global telah lebih turun dibandingkan awal tahun, sebagian negara ada yang baru atau kembali alami lonjakan infeksi.
Organisasi Kesehatan Amerika (PAHO) mencatat kalau secara umum kasus Covid-19 di wilayah tersebut telah turun 2,3 persen, begitu pula dengan kematian turun 15,2 persen dari minggu sebelumnya.
Tetapi, penurunan tidak terjadi di negara bagian Amerika Utara. Kasusnya justru meningkat 11,2 persen minggu lalu, kata PAHO. Salah satu negara Amerika Utara, Kanada, bahkan alami peningkatan rawat inap pasien Covid-19 hingga 20 persen. Kondisi itu disebabkan karena proporsi Omicron BA.2 yang menyebar.
Lonjakan terjadi di beberapa negara lain, seperti wilayah Karibia dengan Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Barbados, dan Saint Martin. Peningkatan itu diperkirakan karena perbatasan telah dibuka kembali dan aktivitas pariwisata meningkat.
"Namun demikian, dalam skala luas, kasus dan kematian menurun di Amerika," kata direktur PAHO Dr Carissa Etienne dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia: 837 Positif, 2.750 Sembuh, 34 Meninggal Dunia
PAHO menyoroti tingginya cakupan vaksinasi disebagian besar negara Amerika. Ia menyampaikan kalau 14 negara di Amerika Utara telah mencapai target vaksinasi 70 persen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehingga lonjakan kasus tidak terlalu dianggap mengkhawatirkan.