Mengenal Terapi Finerenone Bayer untuk Ginjal Kronis dan Diabetes

Rabu, 20 April 2022 | 20:03 WIB
Mengenal Terapi Finerenone Bayer untuk Ginjal Kronis dan Diabetes
Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit kronis seperti kardiovaskular atau sakit jantung, ginjal. kanker, dan diabetes masih jadi masalah kesehatan terbesar di Indonesia, karena memicu kematian yang tinggi.

Ini jugalah yang membuat pemangku kebijakan memutar otak mencari solusi untuk menanganinya.

Menariknya, inovasi pengobatan yang diluncurkan Bayer, yakni Finerenone Bayer yang mampu memberikan hasil positif pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang terkait dengan diabetes tipe 2 (T2D).

Finerenone Bayer adalah sejenis antagonis selektif reseptor mineralokortikoid pertama yang menunjukkan hasil positif bagi ginjal dan kardiovaskular.

Baca Juga: Benarkah Pasien Diabetes Harus Menjalankan Diet Khusus? Ini Kata Dokter

Ilustrasi diabetes. (Pexels/NataliyaVaitkevich)
Ilustrasi diabetes. (Pexels/NataliyaVaitkevich)

Hal ini jadi kemajuan pengobatan yang patut disyukuri, mengingat 15 juta orang meninggal setiap tahunnya sebelum usia 70 tahun di seluruh dunia, termasuk akibat penyakit ginjal.

Apalagi menurut riset pada tahun 2050, satu dari empat orang di Asia Pasifik akan berusia di atas 60 tahun.

"Tahun 2021 menjadi tahun yang sukses bagi Bayer Divisi Pharmaceuticals. Kami meningkatkan fokus pada hal yang paling penting yaitu menyediakan obat-obatan inovatif dan esensial bagi pasien di Asia Pasifik, meskipun di tengah tantangan akibat pandemi," ujar Head of Commercial Operations Bayer Pharmaceuticals Asia Pacific, Dr. Ying Chen saat konferensi pers, Rabu (20/4/2022).

Selain terapi untuk pasien penyakit ginjal kronis, terapi ini juga bisa digunakan untuk orang dengan diabetes. Finerone saat ini belum dipasarkan di Indonesia, namun berencana akan dipasarkan dalam waktu dekat.

Ditambah, seiring dengan penuaan, dampak kumulatif terbesar pada kesehatan berasal daripeningkatan tinggi dalam risiko metabolisme, yaitu Indeks Massa Tubuh atau BMI yang tinggi, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, terhitung hampir 20 persen dari total penurunan kesehatan di seluruh dunia pada tahun 2019.

Baca Juga: Penuhi Asupan Cairan Sehari, Dokter Ungkap Waktu Terbaik Minum Air Putih saat Puasa

Hal ini bisa menjawab tingginya prevalensi diabetes meningkat di Asia Pasifik. Di India sebanyak lebih dari 70 juta orang hidup dengan diabetes.

Di dunia, satu dari 10 orang dewasa hidup dengan diabetes dan hampir setengahnya tidak terdiagnosis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI