Suara.com - Satgas Covid-19 meminta masyarakat yang pulang ke kampung halaman alias mudik untuk selalu melakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Sebab, risiko penularan Covid-19 masih tinggi terutama pada pemudik yang menggunakan transportasi umum seperti pesawat, kereta api, atau bus.
"Kita berharap semuanya dapat sehat saat berangkat dan saat pulang," katanya dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Kementerian Perhubungan telah memprediksi jumlah pemudik pada tahun ini akan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Dari data survei yang dilakukan Kemenhub, diperkirakan ada pergerakan pemudik mencapai 85,5 juta orang yang juga terjadi hingga ke wilayah di luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Presiden Jokowi Himbau Mudik Lebih Awal: Betul-Betul Angka 23 Juta Mobil Pemudik Bukan Angka Kecil
Besarnya jumlah pemudik itu menghadapkan pada tantangan lainnya, yaitu potensi terjadinya kemacetan panjang. Untuk mengantisipasinya, sekaligus untuk meminimalisir penularan COVID-19, masyarakat masyarakat diminta untuk bertanggung jawab saling melindungi. Caranya, melalui perencanaan perjalanan yang matang dan menyesuaikan peraturan yang pemerintah tetapkan.
Masyarakat yang tiba di kampung halaman juga diminta berhati-hati dalam beraktivitas. Mengingat di kampung halaman nanti, akan ada banyak kegiatan berkumpul yang dihadiri juga pemudik dari tempat asal yang beragam.
Masyarakat diharap dapat cermat menimbang risiko setiap aktivitas yang akan dilakukan di Hari Raya Nanti.
Apabila tetap ingin beraktivitas, masyarakat harus tetap memakai masker dan menjaga kebersihan diri, terutama saat kontak dengan orang lain ataupun aktivitas lainnya.
"Hal ini semata-mata untuk melindungi diri sendiri dan keluarga," imbuh Wiku.
Baca Juga: Estimasi Biaya Penyewaan Mobil untuk Mudik Lebaran 2022 dari Jakarta
Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap menyadari bahwa meskipun kondisi sudah terkendali, namun ancaman Pandemi COVID-19 masih menghantui. Terutama dalam kondisi hari raya di mana mobilitas masyarakat sangat besar.
Dan perlu diingat, bahwa kenaikan kasus setelah periode libur panjang Hari Raya juga terjadi di banyak negara lainnya, tidak terkecuali di Indonesia.
"Menjadi tugas kita bersama untuk bisa menekan potensi penularan COVID-19 pada periode Lebaran ini," pesan Wiku.