Ternyata Fogging Tak Cukup Cegah DBD, Lalu Harus Bagaimana?

Rabu, 20 April 2022 | 12:50 WIB
Ternyata Fogging Tak Cukup Cegah DBD, Lalu Harus Bagaimana?
Petugas Dinas Kesehatan Kota Cimahi Melakukannya Fogging untuk Memutuskan Penualran DBD, yang Kasusnya Meningkat Belakangan ini (Suara.com/Ferry Bangkit Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit demam berdarah atau infeksi dengue hanya bisa ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk aesdes aegypti yang juga telah terinfeksi virus. Sebagai proses pencegahan, pengasapan atau fogging kerap dilakukan untuk membasmi nyamuk tersebut.

Tetapi, sebenarnya fogging saja tidak cukup untuk pencegahan dengue. Karena tindakan itu hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan larva atau telur nyamuk tetap bisa bertahan hingga akhirnya menetas.

"Fogging itu hanya untuk nyamuk, sementara telur, jentik, larva itu tidak mati. Bisa bertahan sampai seminggu, jadi fogging tidak bisa hanya sekali," kata Koordinator Substansi Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Asik Surya, MPPM., dalam webinar Infeksi Dengue, Selasa (19/4/2022).

Selain fogging, pencegahan infeksi dengue yang juga harus dilakukan yakni dengan berantas larva nyamuk, lanjut dokter Asik.

Baca Juga: Mengenal Gejala Dengue Shock Syndrome, Komplikasi DBD yang Mematikan

Petugas melakukan pangasapan (fogging) di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Kamis (17/11).
Petugas melakukan pangasapan (fogging) di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Kamis (17/11).

"Kalau sudah ada satu nyamuk, paling tidak ada 100-200 jentik nyamuk. Kalau ada nyamuk lalu dibiarkan, maka satu minggu saja sudah bisa menjadi 200 nyamuk. Jadi penting untuk mencari sumber nyamuk," imbuhnya.

Jentik nyamuk biasanya ada di area air menggenang di sekitar rumah. Seperti, tetesan air AC, bak kamar mandi, maupun air yang ada di wadah dispenser. Cara melihat jentik nyamuk cukup dengan menyorotnya dengan cahaya terang.

Agar genangan itu tidak menjadi sarang bagi telur nyamuk, Dokter Asik menyarankan, paling kuras air tersebut minimal seminggu sekali. Lebih bagus lagi setiap tiga hari sekali.

"Dilihat dengan senter, kalau sudah ada jentik nyamuk, telurnya harus segera dibersihkan. Karena siklus nyamuk itu (menetas) seminggu sekali," ujarnya.

Baca Juga: Kasus DBD Bantul Tembus 200 Kasus, Terbanyak Ada di Kapanewon Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI