Temuan lainnya adalah jumlah mutasi sel meningkat sejalan dengan jumlah tahun merokok. Tapi yang menarik, peningkatan mutasi sel terhenti setelah 23 bungkus tahun paparan.
“Perokok terberat tidak memiliki beban mutasi tertinggi,” kata Spivack, dilansir Eurekalert.
Para perokok berat telah bertahan begitu lama hingga dapat menekan akumulasi mutasi lebih lanjut. Artinya, tubuh telah membatasi jumlah sel yang bermutasi.
"Meratakan mutasi ini dapat berasal dari mereka yang memiliki sistem yang sangat mahir untuk memperbaiki kerusakan DNA atau mendetoksifikasi asap rokok," sambungnya.
Temuan ini telah mengarah ke arah penelitian baru.
"Kami sekarang ingin mengembangkan tes baru yang dapat mengukur kapasitas seseorang dalam perbaikan DNA atau detoksifikasi. Ini dapat menawarkan cara baru untuk menilai risiko terkena kanker paru-paru," tandasnya.