Suara.com - Sistem kekebalan tubuh seharusnya melindungi kita dari infeksi. Tetapi pada penderita penyakit autoimun lupus, sistem imun justru menyerang jaringan yang sehat.
Penyakit kronis ini ditandai dengan peradangan, nyeri, dan ruam pada kulit. Gejalanya bisa berupa sakit kepala dan kelelahan, hingga nyeri sendi serta demam.
Gejala lain dari lupus adalah fotosensitifitas, kondisi kepekaan yang kuat terhadap sinar matahari dan lampu dalam ruangan tertentu. Paparan cahaya tersebut dapat menyebabkan berbagai efek buruk bagi penderita lupus.
Bagaimana cahaya matahari memengaruhi lupus?
Baca Juga: SBY Tegaskan Hanya Ada Satu Matahari Di Partai Demokrat
Menurut Health, sebanyak 40% hingga 70% penderita lupus sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet (UV) atau pencahayaan buatan seperti lampu neon dan halogen.
Paparan UV dapat mengaktifkan flare lupus, yang menyebabkan ruam, lesi, dan gejala lainnya, menurut American College of Rheumatology.
Berikut adalah efek terkait kulit yang mereka alami:
- Ruam malar, atau ruam pipi berbentuk kupu-kupu
- Ruam diskoid, atau ruam merah dengan bercak menonjol
- Gatal
- Perih
- Rasa terbakar
Gejala selain di permukaan kulit juga dapat timbul, dikenal sebagai gejala sistemik. Sekitar satu dari tiga orang dalam penelitian tahun 2013 melaporkan gejala berikut setelah terpapar sinar matahari:
- Kelemahan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
Penderita lupus yang sensitif terhadap sinar UV juga dapat mengalami emam dan gejala seperti flu.
Baca Juga: Di Hadapan Kadernya, SBY Tegaskan Hanya Ada Satu Matahari di Partai Demokrat
Reaksi, yang bervariasi dari orang ke orang, dapat muncul hingga tiga minggu setelah terpapar dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.