Suara.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik kurangnya perhatian dan kekhawatiran dunia terhadap masyarakat non-kulit putih yang juga sedang mengalami krisis.
Ia membandingkan sikap tak acuh tersebut dengan respons global terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang terjadi sejak akhir Februari 2022 lalu.
"Saya tidak tahu apakah dunia sungguh memberikan perhatian yang sama terhadap kehidupan orang kulit hitam dan putih," jelas direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir Insider.
Menurutnya, dunia tidak memperlakukan umat manusia dengan cara yang sama.
Baca Juga: WHO Pantau Varian Virus Corona BA.4 dan BA.5, Apa Saja Gejalanya?
"Beberapa lebih setara dari yang lain. Dan ketika saya mengatakan ini, itu menyakitkan saya. Karena saya melihatnya. Sangat sulit untuk diterima, tetapi itu terjadi," sambungnya.
Tedros mengatakan perhatian yang diterima Ukraina dijamin dan dinilai sangat penting, tetapi negara lain seperti Yaman, Afghanistan, Suriah, dan Ethiopia tidak mendapat sebagian perhatian yang sama.
"Saat kita berbicara (di sini), orang-orang sekarat karena kelaparan," imbunya lagi.
Pernyataan tersebut menyinggung laporan bahwa hanya ada 20 dari 2.000 truk yang dijadwalkan tiba di wilayah Tigray, Ethiopia, untuk menyediakan makanan dan obat-obatan bagi masyarakat di sana.
"Ini adalah salah satu pengepungan terpanjang dan terburuk oleh pasukan Eritrea dan Ethiopia dalam sejarah modern," tambah direktur jenderal itu, yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Ethiopia (2012 hingga 2016).
Baca Juga: WHO: Belum Waktunya Menurunkan Kewaspadaan Terhadap Covid-19
"Kita perlu menganggap setiap kehidupan secara serius karena setiap kehidupan itu berharga," tandasnya.