Suara.com - Pemerintah kota Ahmedabad di provinsi Gujarat, India, tengah mendapat sorotan karena kematian COVID-19 yang dilaporkan jauh di atas rata-rata kematian nasional.
Dilansir ANTARA dari Reuters, wilayah barat kota Ahmedabad secara resmi mencatat setidaknya tiga kali lebih banyak jumlah kematian dari angka nasional.
Data itu, yang diberikan oleh pemerintah lokal Ahmedabad kepada seorang aktivis informasi publik dan dibagikan kepada Reuters pada Kamis, tidak menjelaskan penyebab kematian, tapi tampaknya memperkuat klaim banyak pakar kesehatan bahwa India sangat meremehkan kematian akibat COVID-19.
Angka-angka tersebut menunjukkan kota berpenduduk 8 juta itu melaporkan 30.427 kematian pada April dan Mei 2021, dibandingkan dengan rata-rata 8.337 dalam dua tahun sebelumnya untuk periode itu.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 14 April: Positif 372, Sembuh 791, Meninggal 2
Data kementerian kesehatan Gujarat menunjukkan kurang dari 1.000 kematian COVID-19 terjadi dalam dua bulan itu tahun lalu.
Ahmedabad adalah kota terbesar di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi. Negara bagian itu telah mencatat 10.942 kematian akibat COVID-19 sejak awal pandemi, meskipun telah menyetujui setidaknya 87.000 klaim kompensasi terkait dengan kematian akibat COVID-19.
"Saya telah diberi data itu setelah berjuang berkepanjangan di pengadilan," kata sang aktivis, Pankaj Bhatt.
"Data itu sendiri menunjukkan bahwa pihak berwenang berusaha menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin mengungkapkan gambaran sebenarnya atau skala tragedi itu."
Seorang pejabat kesehatan Gujarat, yang berbicara secara anonim, membantah ada upaya untuk menekan jumlah yang sebenarnya korban COVID-19.
Baca Juga: Menpora Berharap Liga 1 Musim Depan Bisa Dihadiri Penonton
Menteri Kesehatan negara bagian itu, Manoj Aggarwal, menolak berkomentar.
Banyak orang India meninggal di rumah, di tempat parkir dan dalam perjalanan ke rumah sakit ketika peningkatan dramatis kasus COVID-19 sekitar Maret tahun lalu menyebabkan kelangkaan oksigen medis, ambulans dan tempat tidur rumah sakit di kota-kota seperti Ahmedabad dan New Delhi.
India sejauh ini melaporkan 43 juta infeksi - kedua setelah Amerika Serikat - dan sekitar 521.000 kematian.
Hanya Amerika Serikat, Rusia, dan Brazil yang melaporkan lebih banyak kematian.
Beberapa ahli kesehatan masyarakat, bagaimanapun, memperkirakan jumlah kematian India lebih dari 3 juta.
Pemerintah federal telah berulang kali mengimbau otoritas negara bagian untuk memperbarui data mereka saat diperlukan, sementara menolak klaim mengenai penghitungan yang direndah-rendahkan secara masif karena "kurang informasi dan spekulatif".