Vaksin Kombinasi untuk Anak, Adakah Risiko Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar Imunisasi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 14 April 2022 | 18:34 WIB
Vaksin Kombinasi untuk Anak, Adakah Risiko Bahayanya? Ini Penjelasan Pakar Imunisasi
Petugas kesehatan puskesmas melakukan penyuntikan imunisasi Dipteri Tetanus (DTTD) secara "Drive Thru", di Puskesmas Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (14/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemberian vaksin kombinasi atau suntikan ganda dilakukan untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Lalu, adakah risiko bahaya dari praktik ini?

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) menjelaskan bahwa vaksin kombinasi tidak memiliki risiko bahaya.

Vaksin kombinasi terdiri lebih dari satu antigen dalam satu kemasan, misalnya DPT-HepB-Hib, MR, OPV. Pemberian vaksin ganda sangat aman, efektif dan efisien serta sudah dilakukan oleh negara-negara lain.

"Imunisasi ganda itu pemberian secara bersama-sama. Ini sudah lama dipakai di luar negeri, WHO mengatakan sudah lama memberikan suntikan seperti ini di negara maju dan berkembang," ujar Prof. Sri, dikutip dari ANTARA, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Cegah Efek Berat Influenza hingga Meningitis, Orang Dewasa Juga Perlu Imunisasi

ilustrasi imunisasi. (shutterstock)
ilustrasi imunisasi. (shutterstock)

"Di Indonesia mungkin belum populer tapi untuk mengejar kita akan memulai. Sebenarnya ini sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu di Yogyakarta tapi yang paling penting adalah sosialisasi kepada orang tua bahwa suntikan ini sangat aman," lanjutnya.

Prof. Sri menjelaskan pemberian vaksin kombinasi tidak menimbulkan efek samping yang berat. Antibodi yang masuk ke dalam tubuh pun akan beraksi bersama-sama.

Sedangkan jika diberikan satu per satu, membutuhkan waktu jeda minimal 2 minggu untuk membuat antibodi bekerja, dan baru bisa diberi vaksin lainnya. Menurut Prof. Sri hal ini dapat memakan waktu untuk anak yang telah tertinggal imunisasi.

Suntikan ganda juga bertujuan untuk mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan, khususnya selama pandemi COVID-19. Selain itu, anak dapat terlindungi secepat mungkin dari kondisi penyakit yang rentan.

"Suntikan ganda ini aman, tidak berbahaya. Kalau sudah terlambat, kalau disuntik satu-satu nanti malah makin terlambat," kata Prof. Sri.

Baca Juga: Cakupan Imunisasi Turun, Kemenkes Sebut Indonesia Panen Wabah Penyakit Menuar

Akan tetapi, pemberian suntikan ganda harus dilakukan secara lembut dan cepat. Suntikan dapat dilakukan pada bagian kiri dan kanan paha atau satu bagian saja namun memiliki jarak suntik minimal 2,5 cm.

Posisi bayi atau anak yang akan disuntik juga harus dalam keadaan nyaman dan sebisa mungkin dialihkan perhatiannya.

"Pemberian harus cepat sekali tidak boleh lama, jadi petugasnya harus mahir dalam melakukannya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI