Suara.com - Munculnya COVID-19 varian XE menjadi perbincangan masyarakat. Apakah varian terbaru ini sudah ditemukan di Indonesia?
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memastikan varian baru COVID-19, yaitu Omicron XE belum ditemukan di Indonesia. Namun, Pemerintah terus memantau dan memanfaatkan seluruh data terkini yang ada.
"Pemerintah juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan, terutama terkait kebijakan kedatangan internasional," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19.
Disamping itu, merujuk data GISAID per 11 April 2022, selama empat minggu terakhir telah dilaporkan lebih dari 135.000 urutan Omicron. Yang mana ini, mendominasi 99,5% sampel sekuens Indonesia. Omicron BA.2 merupakan salah satu sub varian yang terdeteksi, namun proporsi sequencenya masih cukup rendah.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 12 April: Positif 355, Sembuh 497, Meninggal 5
Di tengah prediksi potensi lonjakan kasus, pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya pencegahan dengan mengintensifkan disiplin protokol kesehatan dengan pengawasan berbasis masyarakat. Lalu, Pemerintah menyesuaikan kebijakan mobilitas merujuk kondisi COVID-19 terkini, serta meningkatkan cakupan vaksinasi.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga ikut memantau kemungkinan masuknya varian corona XE di ibu kota. Sejauh ini, ditemukan kasus yang dicurigai terpapar varian baru kasus itu.
Kepala Dinkes DKI, Widyastuti mengatakan pihaknya penelusuran dilakukan dengan memeriksa kasus yang memiliki gejala serupa varian Corona XE. Ia pun menyebut pihaknya sedang menelaah spesimen yang dicurigai itu.
"Kami prinsipnya tidak semua, tapi ada beberapa spesimen atau sample yang kami curigai dengan gejala tertentu, itu kami telaah," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI, Kamis (7/4/2022).
Spesimen yang dicurigai itu juga sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan untuk dites lebih jauh.
Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran 2022, Satgas COVID-19 Tegaskan Tidak Boleh Ada Ruang untuk Penularan
"Lebih lanjut, kami kirim ke Litbangkes dan Lab swasta untuk men