Suara.com - Ade Armando mengalami pendarahan di otak bagian belakang usai dikeroyok oleh massa dalam aksi demonstrasi 11 April 2022 di depan Gedung DPR RI.
Nong Darol Mahmada, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) mengatakan pukulan yang terlalu keras, berkali-kali dan bertubi-tubi menyebabkan Ade Armando mengalami pendarahan otak tersebut.
Karena kondisinya tersebut, Ade Armando pun harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Siloam, Jakarta Pusat.
Pendarahan otak merupakan kondisi yang umum terjadi dan bisa dialami oleh semua orang tanpa batasan usia.
Baca Juga: Selain Virus Corona Covid-19, Demam Bisa Jadi Tanda Infeksi Menular Seksual
Tapi, kebanyakan kasus pendarahan otak menimpa pria daripada wanita. Selain ini, sebanyak 15 persen kasus stroke juga berhubungan dengan pendarahan otak.
Kondisi ini biasanya bisa ditangani dengan cara mengenali faktor-faktor risikonya. Namun, Anda juga perlu tahu risiko komplikasi pendarahan otak tersebut.
Karena pendarahan mengakibatkan sel-sel di dalam otak gagal berkoordinasi dengan organ tubuh lainnya. Kondisi ini bisa mengakibatkan gangguan fungsi organ.
Pendarahan otak biasanya menyebabkan ganggaun pergerakan tubuh, cara berbicara dan kemampuan mengingat seseorang.
Dilansir dari Hellosehat, adapun beberapa risiko komplikasi pendarahan otak yang tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya.
Baca Juga: Orang Muda di Bawah Usia 20 Tahun 2 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Varian Deltacron
- Palaysis
- Beberapa bagian tubuh lemah dan mati rasa
- Kesulitan menelan
- Kesulitan berbicara dan memahami kata-kata atau informasi
- Kebingungan dan hilang ingatan
- Perubahan sifat dan masalah emosional, yakni depresi
- Demam
- Kejang
- Pneumonia