Suara.com - Berinteraksi dengan orang asing, rekan kerja, atau teman, dalam kehidupan sehari-hari dapat memicu rasa malu dan canggung bagi pengidap gangguan kecemasan sosial. Kecenderungan ini menyulitkan mereka untuk menjalani kehidupan normal.
"Gangguan kecemasan sosial merupakan diagnosis kesehatan mental di mana situasi sosial hampir selalu memicu perasaan cemas," jelas Pekerja Sosial Klinis Berlisensi Brent Metcalf dari Tri-Star Counseling.
Menurut Insider, ada beberapa penyebab potensial dari gangguan kecemasan sosial, yakni:
1. Riwayat keluarga
Baca Juga: Sampai Gemetar, Aming Ungkap Deretan Gangguan Mental yang Dialami
Seseorang lebih mungkin mengembangkan masalah mental ini jika orang tua atau saudara kandung juga mengidap kecemasan.
Namun, tidak jelas seberapa besar faktor genetik berperan dalam kondisi ini.
2. Struktur otak
Amigdala dan korteks prefrontal dorsomedial adalah struktur kompleks sel di otak yang mengontrol pembelajaran emosional dan pikiran terkait bersosialisasi.
Faktanya penelitian menunjukkan anak-anak dengan tingkat kecemasan lebih besar menunjukkan ukuran amigdala yang lebih besar.
Baca Juga: Pasien Kanker Berisiko Tinggi Mengalami Gangguan Mental dan Melakukan Tindakan Bunuh Diri
3. Trauma negatif
Anak-anak yang pernah mengalami bullying, penolakan, atau pelecehan memiliki peningkatan risiko mengembangkan kecemasan.
"Gangguan kecemasan sosial mungkin berasal dari sejarah masa kanak-kanak hambatan sosial atau rasa malu, tetapi juga dapat disebabkan oleh situasi atau peristiwa yang membuat stres, traumatis, atau memalukan," kata Metcalf.
Namun, gangguan kecemasan juga dapat berkembang di masa dewasa sebagai akibat dari pengalaman sosial yang negatif.
4. Kepribadian
Orang pemalu, yang suka mengisolasi diri, atau cemas di masa kanak-kanak lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan. Tetapi, ciri-ciri ini berbeda dari pengidap yang memiliki diagnosis gangguan kecemasan sosial.
"Malu bisa menjadi gejala kecemasan sosial, tapi pemalu tidak sama dengan memiliki gangguan. Menjadi pemalu dapat menyebabkan kegugupan dalam situasi sosial, tapi rasa malu saja biasanya tidak membuat orang menghindar dari interaksi sosial," ungkap Konselor Kesehatan Mental Berlisensi GinaMarie Guarino.