Tes Covid-19 Tak Bisa Mengidentifikasi Varian Virus Corona Mana yang Menginfeksi? Ini Sebabnya

Senin, 11 April 2022 | 21:45 WIB
Tes Covid-19 Tak Bisa Mengidentifikasi Varian Virus Corona Mana yang Menginfeksi? Ini Sebabnya
Ilustrasi tes Covid-19 (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap varian virus corona Covid-19 memiliki struktur genom yang berbeda dan ini mengarah pada serangkaian gejala yang bervariasi. Meski gejalanya sama pun, tetap sulit mendeteksi varian SARS-CoV-2 apa yang menginfeksi.

Real-time reverse transcription-polymerase chain reaction (real-time RT-PCR) adalah tes standar emas untuk menentukan keberadaan virus menular di dalam tubuh.

Tes tersebut memberikan hasil yang akurat dan mengungkap viral load, yang diperlukan untuk memahami tingkat keparahan infeksi.

Namun, tes ini tidak bisa mendeteksi strain virus corona apa yang telah menginfeksi. Sebab, tes PCR juga tidak dirancang untuk mengidentifikasi virus corona.

Baca Juga: Kasus Aktif Virus Corona di Madura Berkurang Tujuh Orang

Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan sekuensing genom. Apa itu?

Ilustrasi Covid-19. [Xinhua via DW]
Ilustrasi penelitian Covid-19. [Xinhua via DW]

Berdasarkan Times of India, sekuensing genom merupakan proses menentukan seluruh urutan DNA suatu organisme. Cara ini dilakukan untuk memantau perubahan urutan virus.

Dalam hal Covid-19, ada baiknya para ilmuwan mempelajari perubahan struktur virus asli dari virus mutan (virus yang telah bermutasi).

Cara ini juga digunakan untuk mempelajari epidemiologi virus dan bagaimana hal virus dapat berdampak pada populasi umum.

Mengapa metode ini tidak dilakukan kepada semua orang?

Baca Juga: Waspadai Masalah Mulut dan Gigi, Bisa Jadi Itu Tanda Terinfeksi Virus Corona Omicron BA.2

Sekuensing genom lebih mahal daripada tes PCR dan ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengetahui hasilnya. Inilah alasan mengapa cara ini tidak dilakukan secara umum.

Di sisi lain, sekuensing genom dilakukan untuk tujuan pengawasan dan membantu memahami sensivitas varian mutasi terhadap vaksin, penularan, dan tingkat keparahan penyakit, yang lebih bermanfaat untuk tujuan penelitian daripada diagnostik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI