Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO mengumumkan adanya varian baru Covid-19 yang disebut sebagai varian XE.
Varian ini merupakan subvarian terbaru dari varian Omicron, yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di awal tahun 2022.
Lalu apa hubungan varian XE dengan Omicron? Benarkah subvarian ini memiliki risiko penularan lebih tinggi?
Kepala Teknis Covid-19 WHO Dr Maria Van Kerkhove mengatakan berdasarkan klasifikasinya, varian XE masih bagian dari varian Omicron.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: 3 Minggu Penguncian Ketat di Shanghai, 11 Ribu Orang Telah Dinyatakan Sembuh
Varian Omicron yang menyerang dunia di awal tahun 2022 memiliki sejumlah subvarian, termasuk BA.1 dan BA.2 yang ditemukan di sejumlah negara.
Kombinasi molekuler kedua subvarian ini menghasilkan subvarian terbaru yakni varian XE.
Terkait risiko penularan, penghitungan para ahli WHO menemukan risiko penularan varian XE sedikit lebih tinggi daripada subvarian BA.1 dan BA.2.
Hasil analisis menyebut risiko penularan varian XE 10 persen lebih tinggi daripada varian BA.2.
"Risiko penularan masih akan terus dianalisis. Yang jelas bukan 10 kali lebih tinggi seperti yang dilaporkan sebelumnya," tutur Maria dikutip dari Youtube resmi WHO.
Baca Juga: Kasus Aktif Virus Corona di Madura Berkurang Tujuh Orang
Maria mengatakan WHO bekerja sama dengan para ahli kesehatan, ahli virus, dan pakar penyakit menular dari seluruh dunia. Sehingga, mutasi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada virus Corona penyebab Covid-19 bisa segera dideteksi dan ditemukan.
"Untuk itu, pencegahan penularan masih perlu dilakukan, sebab virus masih menyebar di sekitar kita. Vaksinasi menjadi langkah pencegahan penularan yang utama, ditunjang dengan menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, tidak banyak beraktivitas di luar rumah, dan protokol kesehatan lainnya," tutupnya.