Suara.com - Meski kasus Covid-19 belum mengalami penurunan berarti, otoritas Shanghai di China dilaporkan akan melonggarkan aturan lockdown di sejumlah area.
Lockdown di Shanghai, yang sudah berjalan lebih dari tiga pekan, diketahui menyebabkan sebagian masyarakat resah dan mengunggah unek-uneknya di media sosial.
Aturan terbaru ini akan membagi wilayah perumahan di Shanghai menjadi tiga kategori, berdasarkan tingkat risiko penularan kasus Covid-19. Penduduk yang berada di wilayah dengan tingkat risiko paling rendah akan dibolehkan kembali melakukan aktivitas di luar ruangan.
"Setiap distrik akan mengumumkan nama-nama wilayah, yang nantinya dibagi menjadi tiga kriteria. Daftar wilayah serta aktivitas apa saja yang boleh dilakukan akan diumumkan kemudian," tutur pejabat Shanghai Gu Honghui, dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga: Genap Berusia 33 Tahun, Ini 6 Fakta Ren Jialun, Pemeran The Blue Whisper
Ini merupakan kabar baik bagi kota dengan 25 juta penduduk tersebut. Lockdown yang dilakukan membuat masyarakat kesulitan mendapatkan makanan dan obat-obatan.
Rencananya, kebijakan ini akan dilakukan mulai Senin (11/4/2022) waktu setempat. Gu mengatakan saat ini lebih banyak wilayah yang masih melakukan lockdown penuh karena tingginya kasus Covid-19. Namun sebagian wilayah lainnya dengan tingkat risiko penularan yang rendah dan tidak ada infeksi baru bisa memulai aktivitas normal pekan depan.
Pelonggaran lockdown ini mendapat kritikan dari para ahli kesehatan. Namun Gu berpendapat bahwa pelonggaran dibutuhkan agar dampak lockdown tidak dirasakan lebih berat di area dengan sedikit kasus Covid-19.
"Untuk itu kami berharap agar masyarakat dapat berpartisipasi dengan baik terhadap kebijakan ini," terangnya.
Keluhan tentang lockdown di Shanghai mencuat sejak beberapa hari lalu. Di media sosial curhatan para penduduk yang kesulitan mendapatkan makanan dan obat-obatan viral.
Baca Juga: Seluruh Daerah di Sumut Berstatus Zona Kuning Covid-19