Mengenal Hiponatremia, Kondisi di Mana Pasien Tekanan Darah Tinggi Perlu Asupan Garam Tambahan

Minggu, 10 April 2022 | 13:34 WIB
Mengenal Hiponatremia, Kondisi di Mana Pasien Tekanan Darah Tinggi Perlu Asupan Garam Tambahan
Tekanan darah tinggi (Pixabay/McRonny)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang dengan riwayat tekanan darah tinggi sering kali dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam. Kebanyakan orang mungkin biasa mengonsumsi garam dapur yang mengandung natrium klorida. 

Tetapi pada beberapa kasus, meski seseorang mengalami tekanan darah tinggi, bisa jadi kadar natrium dalam tubuhnya terlalu rendah atau kurang dari 135 mmol/l. 

Kondisi terdebut disebut dengan hiponatremia, terjadi jika natrium banyak dikeluarkan atau jumlah air yang diserap tubuh meningkat.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD menjelaskan, seseorang yang mengalami hiponatremia bisa mengalami pingsan dan menyebabkan cairan di sirkulasi darah encer. 

Baca Juga: Acha Septriasa Ternyata Hanya Punya Satu Ginjal, Bisakah Berfungsi Normal?

"Untuk menormalkan konsentrasi natrium, cairan akan pindah dari pembuluh darah ke sel-sel tubuh. Makin rendah kadar natrium, makin banyak cairan yang pindah," jelasnya, dikutip dari tulisannya di Twitter pribadinya, Minggu (10/4/2022).

Prof. Zubairi menambahkan, tekanan darah tinggi bisa disebabkan banyak faktor bukan hanya karena terlalu banyak konsumsi garam. Pasien dengan tekanan darah tinggi tapi mengalami hiponatremia justru memerlukan asupan garam tambahan.

"Hiponatremia itu kondisi khusus seseorang yang memerlukan tambahan asupan garam dari luar," jelasnya.

Namun bukan memberikan garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Tambahan asupan natrium itu bisa diberikan melalui kapsul NaCl atau natrium klorida. Termasuk membatasi minum, cukup 1–1,5 liter per hari.

Banyaknya air di dalam tubuh diatur dengan mekanisme haus dan pengeluaran hormon tertentu, seperti antidiuretic hormone atau ADH.

Baca Juga: Waspadai, 5 Daftar Makanan Berikut Mengandung Garam Tinggi

Prof. Zubairi melanjutkan bahwa pengaturan keseimbangan natrium utamanya dilakukan oleh ginjal dan dipengaruhi kerja jantung juga tekanan darah.

Peningkatan pengeluaran hormon ADH tersebut menyebabkan air banyak diserap di ginjal dan yang dikeluarkan melalui urin jadi berkurang. 

Pengaturan keseimbangan natrium akan lebih berat bila disertai penyakit jantung dan ginjal. Hiponatremia juga dapat terjadi jika natrium dikeluarkan secara berlebihan melalui muntah, diare, dan pemberian obat pelancar kencing (diuretika).

"Sekitar 60 persen hiponatremia pada orang tua disebabkan gangguan pengeluaran hormon ADH. Gangguan ini sebagian terjadi akibat penyakit tertentu. Seperti kanker, alzheimer, dan diabetes atau penggunaan obat-obatan diuretik, antirematik, antidepresi, karbamazepin, dan klorpropamid," paparnya.

Kondisi hiponatremia bisa menjadi fatal apabila terjadi di jaringan otak. Cairan yang menumpuk akan sebabkan sel-sel otak bengkak. Akibatnya timbul gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, dan mengantuk. 

"Jika makin berat, dapat terjadi penurunan kesadaran, pingsan sampai koma," pungkas Prof Zubairi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI