Suara.com - Saat pandemi Covid-19 merebak tahun 2020 lalu yang memakan banyak korban terutama mereka yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, barulah banyak yang tersadar untuk menjaga kesehatan karena takut kalau sampai terkena virus akan mengalami sakit parah atau malah meninggal dunia.
Penyakit komorbid merupakan penyakit penyerta lain selain penyakit utamanya. Dapat bersifat akut atau kronis menahun, adanya komorbid bisa memperparah gejala atau beratnya derajat penyakit utama. Faktor risiko, seperti usia dan jenis kelamin dapat berbeda pada setiap komorbid, tidak bisa disamaratakan. Namun, semua penyakit komorbid berpotensi memperberat penyakit yang sedang dialami.
Dokter Penyakit Dalam RS Premier Jatinegara Jakarta, dr. Ario Perbowo Putra, Sp. PD, FINASIM menyarankan agar masyarakat tidak mengabaikan komorbid terutama saat pandemi. "Jika seseorang sudah tahu riwayat penyakit terdahulu dan ada obat yang biasa dikonsumsi rutin maka sudah pasti termasuk orang dengan komorbid. Sebaiknya, selalu informasikan perihal ini kepada dokter yang merawat," sebut dr. Ario dalam keterangan resminya, Minggu (10/4/2022).
Bagi mereka yang belum mengetahui apakah memiliki komorbid atau tidak, dr.Ario menyarankan agar berkonsultasi dengan dokter. "Diagnosis akan dilakukan dokter melalui anamnesis tanda serta gejala sebelumnya, pemeriksaan fisik, dan beberapa pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan rekam jantung/elektrokardiogram(EKG), dapat juga melalui pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, ultrasonography, Computerized Tomography (CT) scan, atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)," kata dr. Ario.
Baca Juga: Wali Kota Tangerang: Warga yang Akan Mudik Lebaran Harus Vaksin Booster
Jika pasien terbuka dan jujur, dokter dapat mengetahui sejauh mana kondisi komorbid pasien tersebut terkontrol karena kondisi komorbid pada setiap pasien berbeda. Ada yang kondisi komorbidnya stabil terkontrol dan ada yang kambuh. "Jika pasien komorbid terinfeksi covid maka dokter dapat mengetahui derajat berat penyakit Covid-19 dan dapat melaksanakan tatalaksana secara menyeluruh. Jika komorbid terkontrol akan sama dengan pasien tanpa komorbid," sebut dr. Ario.
Sementara itu, untuk tindakan preventif masyarakat diminta memiliki asuransi kesehatan. Faculty Head Sequis Quality Empowerment, Yan Ardhianto, AWP, RFP, IPP memberikan tips sederhana dalam memilih produk asuransi pada masa pandemi diantaranya adalah carilah asuransi kesehatan yang memberikan manfaat tidak hanya biaya kamar saja seperti yang terdapat pada Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC).
"Sebaiknya miliki asuransi kesehatan yang menanggung biaya rawat inap, perawatan intensif, dan pembedahan yang membayarkan sesuai tagihan (as charged), juga memberikan manfaat perawatan penyakit kritis dengan limit manfaat tahunan yang tinggi bahkan lebih baik jika nilainya selalu diperbarui setiap tahun oleh perusahaan asuransi,” terang Yan.
“Hal ini karena biaya rumah sakit naik setiap tahunnya sedangkan manfaat asuransi yang kita miliki belum tentu mencukupi jika membutuhkan rawat inap yang panjang,” tambahnya.
Baca Juga: Hits Health: Anak Alami Peradangan Pasca Covid-19, Fakta Tentang Vaksin Booster