Suara.com - Pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar melaksanakan program vaksinasi Covid-19 booster Indonesia. Bahkan kini vaksin booster menjadi salah satu syarat untuk bepergian.
Untuk yang telah mendapatkan vaksin dasar Johnson & Johnson sebaiknya mempertimbangkan dosis tambahan mereka. Sebelumnya, sempat dikatakan bahwa penerima vaksin Covid Johnson & Johnson cukup mendapatkan satu dosis.
"Rekomendasi saya adalah bagi seseorang yang menerima dosis Johnson & Johnson tahun lalu untuk melanjutkan dan mendapatkan dua dosis vaksin (baik Pfizer-BioNTech atau Moderna), terutama jika individu tersebut termasuk dalam kelompok yang kami anggap berisiko tinggi," kata Brian Dixon, ahli epidemiologi di Institut Regenstrief dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Richard M. Fairbanks Universitas Indiana seperti dikutip dari USA Today.
Dixon memimpin sebuah studi baru yang menemukan orang yang mendapat satu suntikan Johnson & Johnson atau satu suntikan dan booster kurang terlindungi dari kasus Covid-19 yang serius dibandingkan mereka yang menerima dua dosis awal dan booster vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet dan Pulau Galang Terus Bekurang
Pada hari Selasa, dua lembaga federal mengesahkan dosis booster tambahan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk siapa pun yang berusia 50 tahun ke atas, serta orang-orang dari segala usia dengan sistem kekebalan yang lemah. Mereka berhak mendapatkan booster setidaknya empat bulan setelah dosis terakhir mereka.
Dr. William Moss, direktur eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, mengatakan menurutnya orang-orang dari segala usia yang mendapat dosis awal Johnson & Johnson membutuhkan booster kedua.
"Jika mereka menerima satu dosis Johnson & Johnson, mereka harus mendapatkan dua dosis tambahan," katanya.
Moss mengatakan dia mengerti mengapa mereka yang mendapat suntikan Johnson & Johnson akan merasa kecewa dan kesal dengan studi baru dan otorisasi penguat.
"Masalah ini tidak ditangani secara langsung (oleh agen federal), dan itu perlu," kata Moss, menambahkan bahwa dia berharap itu akan muncul selama pertemuan komite penasihat Food and Drug Administration pada 6 April.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Sebut 65 Persen Penduduk Afrika Sudah Terinfeksi Corona
"FDA dan CDC telah membiarkan orang-orang J&J mengering sedikit tanpa benar-benar mempertimbangkan hal ini dengan rekomendasi khusus."
Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang telah diberikan kepada lebih dari 190 juta orang Amerika, didasarkan pada teknologi mRNA. Ketika seseorang menerima suntikan mRNA, sel mereka sendiri diarahkan untuk membuat protein yang ditemukan di permukaan virus penyebab COVID-19.
Di Indonesia sendiri, vaksin Johnson & Johnson telah memperoleh izin penggunaan darurat atau EUA (Emergency Use Authorization) dari Badan POM pada tanggal 7 September 2021 dan akan dipakai untuk masyarakat umum yang berusia 18 tahun ke atas dengan dosis tunggal sebanyak 0,5 ml.