Penelitian Swedia: Penyintas Covid-19 Bisa Mengembangkan Komplikasi Pembuluh Darah

Jum'at, 08 April 2022 | 13:39 WIB
Penelitian Swedia: Penyintas Covid-19 Bisa Mengembangkan Komplikasi Pembuluh Darah
Ilustrasi virus corona Covid-19, pendarahan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada kebanyakan orang, virus corona Covid-19 hanya menyebabkan infeksi ringan dengan gejala menyerupai pilek. Tapi, virus corona Covid-19 ini telah terbukti menyebabkan efek berkepanjangan pada beberapa orang.

Kini, para ahli telah memperingatkan ada risiko yang lebih besar seseorang mengalami pendarahan dalam 2 bulan setelah terinfeksi virus corona Covid-19.

Para peneliti dari Swedia menemukan ada risiko pasien mengembangkan berbagai komplikasi pembuluh darah setelah infeksi virus corona Covid-19.

Komplikasi pembuluh darah ini termasuk risiko trombosis vena dalam yang lebih besar hingga tiga bulan pasca infeksi dan pembekuan darah di paru-paru hingga enam bulan kemudian.

Penemuan yang diterbitkan di BMJ, menggarisbawahi pentingnya vaksinasi untuk memberikan perlindungan terhadap risiko yang ditimbulkan setelah vaksinasi.

Para ahli menemukan pasien virus corona Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit pun bisa berisiko terkena deep vein thrombosis (DVT) dan emboli paru.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

DVT adalah suatu kondisi di mana gumpalan darah berkembang di vena dalam, paling sering di ekstremitas bawah.

Emboli paru terjadi ketika bagian dari bekuan darah pecah dan berjalan ke paru-paru, yang berpotensi mengancam nyawa.

"Temuan kami bisa dibilang mendukung tromboprofilaksis untuk menghindari kejadian trombotik, terutama untuk pasien berisiko tinggi dan memperkuat pentingnya vaksinasi terhadap virus corona Covid-19," kata ahli dikutip dari Express.

Baca Juga: Ada Kabar Kurang Enak dari FDA: Vaksin Covid-19 Saat Ini Tidak Ampuh Lawan Omicron Siluman

Kemungkinan mendapatkan gumpalan darah ditemukan lebih tinggi pada gelombang pertama pandemi virus corona Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI