Suara.com - Kasus COVID-19 di Amerika Serikat sudah dilaporkan mengalami penurunan. Meski begitu, kewaspadaan masih tetap ditingkatkan, karena risiko kematian pada populasi berisiko meningkat.
Salah satu penyebabnya adalah virus Corona varian Omicron BA.2 alias subvarian Omic siluman. Diketahui, subvarian ini menyumbang hampir tiga perempat dari keseluruhan jumlah infeksi baru COVID-19 di Amerika Serikat.
Dikutip dari ANTARA, Kamis (7/4/2022), data terkini Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengatakan varian BA.2 mencapai 72,2 persen dari kasus baru COVID-19 untuk pekan hingga 2 AprilC.
Angka itu naik dari 57,3 persen pekan lalu dan 42,4 persen dari dua pekan sebelumnya.
Baca Juga: Ada Kabar Kurang Enak dari FDA: Vaksin Covid-19 Saat Ini Tidak Ampuh Lawan Omicron Siluman
Varian BA.2 terus bertambah karena tingkat penularannya yang tinggi dibandingkan dengan varian Omicron asli. Omicron telah mendominasi Amerika Serikat.
Subvarian BA.2 diprediksikan sekitar 30 persen lebih menular ketimbang varian Omicron aslinya BA.1, berdasarkan hasil riset awal.
Sementara itu data worldometers menyebut Kasus Covid-19 global telah bertambah 1,19 juta dalam sehari dan angka kematian meningkat 3.567 jiwa.
Kasus positif harian terbanyak masih terjadi di Korea Selatan dengan jumlah 286.243 kasus. Untuk penambahan kematian paling banyak ada di Amerika Serikat, 479 jiwa.
Amerika Serikat juga menjadi negara pertama yang tercatat angka kematian akibat Covid-19 mencapai lebih dari 1 juta jiwa selama pandemi.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Pastikan Penurunan Kasus Terjadi Merata di Seluruh Dunia
Akibat penambahan hari ini, data Covid-19 menjadi 495,01 juta kasus dengan 6,19 juta orang meninggal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus virus corona yang dilaporkan secara global telah turun selama dua minggu berturut-turut. Begitu pula dengan angka kematian yang dikonfirmasi juga turun pekan lalu.
Dalam laporan pandemi terbaru, WHO mengatakan 9 juta kasus dilaporkan dalam sepekan atau turun 16 persen. Sedangkan angka kematian dalan seminggu tercatat 26.000. WHO mengatakan, infeksi virus corona yang dikonfirmasi turun di semua wilayah di dunia.