Suara.com - Musisi Maia Estianty didiagnosis menderita iritasi esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini diketahui setelah dirinya menjalani endoskopi, prosedur memasukkan selang berkamera (endoskop) melalui mulut.
Akibat iritasi kerongkongan ini, Maia mengaku kesulitan menelan makanan maupun cairan.
"Makanya dari kemarin kenapa aku setiap makan dan minum sakitnya kayak disilet-silet. Waduh, sakit banget. Tapi giliran enggak makan, enggak minum, aman," tutur Maia, mengutip tayangan di kanal YouTube Aleldul TV, Kamis (7/4/2022).
Menurut Alodokter, iritasi esofagus atau esofagitis merupakan peradangan di lapisan kerongkongan yang ditandai dengan sakit saat menelan dan perih di dada.
Baca Juga: Mengenal Esofagitis dan Gejalanya, Kondisi yang Bikin Kerongkongan Maia Estianty Terluka
Kondisi ini dapat dialami siapa saja. Pada anak-anak, esofagitis ditandai dengan kesulitan saat makan atau menelan ASI, serta gangguan pertumbuhan.
Ada beberapa penyebab esofagitis, yakni:
1. Refluks atau naiknya asam lambung ke kerongkongan
Kondisi ini terjadi ketika ketup yang berfungsi menahan isi lambung agar tidak naik ke kerongkongan terganggu.
2. Alergi
Baca Juga: Bukan GERD, Maia Estianty Ternyata Menderita Iritasi Kerongkongan
Alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan esofagitis. Makanan alergen terdiri dari telur, susu, gandum, kacang kedelai, atau daging sapi.
Alergen lain, seperti debu, juga dapat menyebabkan esofagitis.
3. Infeksi
Virus, bakteri, dan jamur dapat menginfeksi jaringan esofagus. Infeksi ini lebih sering terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV, kanker, atau diabetes.
4. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan esofagitis, seperti antibiotik atau pereda nyeri, jika terlalu lama di kerongkongan. Ini bisa dipicu oleh kebiasaan minum obat tanpa meminum air.
Selain penyebab tersebut, esofagitis juga bisa dipicu oleh faktor:
- Berusia lanjut
- Memiliki anggota keluarga yang menderita esofagitis
- Penyakit alergi, seperti asma atau rhinitis alergi
- Sering mengonsumsi makanan berlemak atau makan dalam porsi besar
- Mengonsumsi cokelat, makanan dengan rasa mint, serta minuman berkafein atau beralkohol secara berlebihan
- Memiliki kebiasaan langsung tidur setelah makan
- Menderita berat badan berlebih
- Merokok