Dinilai Keji, Pemeritah Shanghai Akui Pisahkan Bayi dan Balita Positif Covid-19 dari Orangtuanya

Kamis, 07 April 2022 | 12:10 WIB
Dinilai Keji, Pemeritah Shanghai Akui Pisahkan Bayi dan Balita Positif Covid-19 dari Orangtuanya
Ilustrasi anak memakai masker (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viral di media sosial pemerintah Shanghai, China memisahkan bayi dan anak positif Covid-19 dari orangtua mereka di pusat karantina.

Kabar ini ramai jadi perdebatan, setelah sebuah video viral menunjukan toddler atau balita yang dibiarkan menjerit dan menangis tanpa pengawasan atau pendampingan petugas kesehatan.

Video dalam bentuk kompilasi itu terlihat balita dan bayi yang diduga berada di fasilitas isolasi Covid-19, ditempatkan di ranjang yang sama bersama balita dan bayi lain dengan salah satu balita terlihat menangis keras.

Mengutip Insider, Kamis (7/4/2022) setelah dikonfirmasi, video itu diambil dari bangsal di Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai. Pihak Pusat kesehatan juga mengonfirmasi kebenaran video dan gambar tersebut.

Baca Juga: Ayah Tiri Siksa Anak di Bogor, KPAD Bakal Kawal Kasus Sampai Tuntas

Namun pihak pusat kesehatan membantah bahwa dalam video itu berisi balita dan bayi yang positif Covid-19 yang sedang dikarantina, tapi itu adalah video yang memperlihatkan perombakan bangsal anak-anak di pusat kesehatan.

"Akhir-akhir ini, karena peningkatan jumlah kasus anak-anak yang tertular Covid-19, dan untuk meningkatkan kondisi kehidupan rumah sakit kami, kami telah menyesuaikan fasilitas anak dan unit gawat darurat," terang pihak pusat kesehatan melalui pernyataan resminya.

Di sisi lain, banyak orangtua yang mengakui bahwa mereka telah dipisahkan dari anak-anaknya, yang dikirim ke fasilitas karantina

Seperti halnya Lucy Zhu (39), penduduk asli Shanghai yang mengatakan bahwa ia telah dipisahkan dari putrinya yang berusia dua tahun, setelah dinyatakan positif Covid-19 di rumah sakit Shanghai Tongren.

Anak balitanya tersebut kemudian dipindahkan ke fasilitas penuh sesak di Jinshan.

Baca Juga: Anak Amien Rais dan Putri Sulung Zulkifli Hasan Cerai, Proses Mediasi Gagal

Hal yang sama juga dialami Esther Zhao, yang mengatakan bahwa putrinya telah dibawa ke fasilitas Jinshan pada 26 Maret, dan belum menerima foto putrinya sejak saat itu.

"Tidak ada foto sama sekali, saya sangat cemas, saya tidak tahu situasi apa yang dialami putri saya," terang Zho.

Nahasnya, Pejabat Komisi Kesehatan Shanghai, Wu Qianyu mengatakan itu adalah salah satu kebijakan yang harus diambil sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian virus.

"Kami sudah tegaskan anak dan orangtuanya yang positif sudah bisa tinggal di tempat yang sama," jelas Qianyu.

Namun ia juga mengatakan, bila orangtua yang tidak terinfeksi, ia harus tetap dipisahkan dari anak-anak mereka.

"Jika anak di bawah tujuh tahun, mereka akan menerima perawatan di pusat kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk anak yang lebih besar atau remaja, kami akan mengisolasi mereka di fasilitas karantina terpusat," jelas Qianyu.

Sehingga kesimpulannya, siapapun yang positif Covid-19, termasuk anak kecil sekalipun, harus diisolasi dari mereka yang tidak terinfeksi.

Hal ini akhirnya menimbulkan perdebatan, dan menganggap kebijakan itu sebagai kebijakan keji memisahkan anak dari orangtua mereka, terlebih setelah video memperlihatkan bagaimana anak-anak terlihat histeris dipisahkan dari orangtua mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI