MKEK IDI Preteli Kelemahan Disertasi Terapi Cuci Otak DSA Dokter Terawan: Desain Penelitiannya Cacat Besar!

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 06 April 2022 | 12:04 WIB
MKEK IDI Preteli Kelemahan Disertasi Terapi Cuci Otak DSA Dokter Terawan: Desain Penelitiannya Cacat Besar!
Prof Rianto Setiabudi, mewakili Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI). (Dok: YouTUbe/Komisi IX DPR RI Channel)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Yang ketiga beliau menggunakan tolok ukur keberhasilan menggunakan parameter surrogate, parameter yang kita sebut parameter pengganti, yaitu pelebaran pembuluh darah atau evoke harusnya suatu uji klinik yang baik tolok ukur tidak boleh itu, tapi perbaikan yang betul-betul  dirasakan oleh pasien," kata Rianto.

Lebih lanjut, Prof Rianto menjelaskan, bahwa dasar dalam penentuan 75 sampel yang dipilih Terawan juga tidak jelas. Kemudian, sembungnya, Terawan juga menggunakan suatu prosedur diagnostik untuk prosedur terapeutik.

"Ini kalau boleh saya analogikan ada orang batuk darah dokter mengatakan kamu rontgen dulu setelah dirontgen itu dibilang enggak ada pengobatan lain,  rontgen itulah pengobatannya. Jadi, beralih fungsi yang sama sekali susah diterima dengan nalar kita," kata dia.

“Saya dalam hal ini mengatakan, hormat saya yang setinggi-tingginya pada Unhas, dan hormat saya pada tim pembimbing mereka, karena mereka sebetulnya tahu sejak semula, cuma mereka terpaksa mengiyakan karena konon ada tekanan eksternal yang saya sama sekali tidak tahu itu bentuknya apa,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI