FDA Izinkan Pemberian Vaksin Booster Dosis Kedua: Simak Fungsi Hingga Peruntukannya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 05 April 2022 | 20:19 WIB
FDA Izinkan Pemberian Vaksin Booster Dosis Kedua: Simak Fungsi Hingga Peruntukannya
Ilustrasi vaksin booster, panduan pemberian kombinasi vaksin booster (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan izin vaksin booster dosis kedua. Apa fungsinya dan kepada siapa vaksin booster dosis kedua diberikan?

Melansir ANTARA, FDA menyebut vaksin booster dosis kedua diperuntukkan bagi individu berusia 50 tahun ke atas, serta orang-orang tertentu yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh berusia 12 tahun ke atas.

Berbicara manfaat, para pakar salah satunya Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Dr. Rochelle P. Walensky mengatakan booster kedua sangat penting bagi orang berusia 65 dan lebih tua, mereka dengan usia 50 tahun dan lebih tua dengan kondisi medis mendasar yang meningkatkan risiko penyakit parah dari COVID-19.

Menurut Profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medicine, John P. Moore, secara umum booster tambahan aman dan orang berusia 65 dan lebih tua serta mereka dengan gangguan kekebalan dari segala usia akan mendapat manfaat paling banyak. Dia berpendapat, individu yang sehat di usia 50-an bisa mendapatkan booster ekstra jika mereka mau, tetapi itu belum tentu menjadi prioritas bagi mereka.

Baca Juga: Vaksin mRNA Buatan CanSino Lakukan Uji Klinis Dalam Waktu Dekat

Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 booster di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (3/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 booster di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (3/4/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Menurut FDA, siapa pun yang berusia 50 tahun ke atas dapat menerima dosis booster kedua dari vaksin mRNA yakni Pfizer-BioNTech atau Moderna jika sudah setidaknya empat bulan sejak dosis booster pertama.

Sementara orang yang lebih muda yakni mereka yang berusia di atas 12 tahun untuk vaksin Pfizer-BioNTech atau mereka yang berusia di atas 18 tahun untuk vaksin Moderna juga bisa mendapatkan dosis booster kedua jika mereka memiliki kondisi yang mengganggu respons kekebalan mereka. Ini termasuk orang-orang yang telah menjalani transplantasi organ padat yang melibatkan pemberian obat penekan kekebalan atau yang hidup dengan kondisi yang dianggap memiliki tingkat imunokompromi yang setara.

FDA membenarkan otorisasi suntikan booster kedua berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di Israel, salah satunya yang melibatkan lebih dari satu juta orang berusia 60 atau lebih tua yang telah menerima satu atau dua suntikan booster.

Dalam salah satu studi itu, dengan waktu tindak lanjut sangat singkat yakni hanya 12 hari, peneliti menemukan tingkat penyakit parah sekitar empat kali lipat lebih rendah pada kelompok yang dikuatkan ganda, ungkap profesor kedokteran molekuler di Scripps Research di La Jolla, California, Eric Topol.

Studi lain dari Israel yang diunggah pada 24 Maret ke database pracetak Nature, melibatkan lebih dari 560.000 orang berusia 60 dan lebih tua. Penelitian menunjukkan mereka yang menerima booster kedua memiliki risiko tingkat kematian 78 persen lebih rendah akibat COVID-19 dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima satu booster.

Baca Juga: Sidang Digelar PTUN Jakarta Tiap Selasa, YKMI Gugat soal Penggunaan Vaksin Booster Tak Bersertifikat Halal

Tetapi ketika berbicara berapa lama peningkatan perlindungan ini berlangsung, maka belum ada studi yang bisa menjawabnya.

Lantas, bagaimana dengan tingkat keamanan vaksin? FDA menyatakan, penelitian kecil yang melibatkan 120 peserta dewasa penerima dosis booster pertama Pfizer-BioNTech dan kemudian booster kedua Moderna memperlihatkan, tidak ada masalah keamanan selama pemberian vaksin hingga tiga minggu kemudian.

Beberapa dokter dan ahli kesehatan, seperti dikutip dari The Washington Post, setuju dengan keputusan FDA dan CDC, dengan menyatakan tidak dapat mengambil risiko menunda booster kedua bagi mereka yang paling rentan sejak subvarian omicron BA.2 memicu lonjakan infeksi di Eropa dan Asia.

Mereka berpendapat, risiko terkena COVID-19 sangat bervariasi dari orang ke orang, dan dokter serta pasien harus memiliki kesempatan untuk membuat pilihan tentang suntikan booster berdasarkan banyak faktor, termasuk usia, kesehatan, tingkat infeksi di mana mereka tinggal dan waktu sejak suntikan terakhir mereka.

Kendati begitu, sebagian pakar kesehatan salah satunya dokter di Florida, Jason Goldman, membutuhkan lebih banyak informasi terkait vaksin booster kedua khususnya pada orang yang lebih muda dari 60 atau bahkan 65 tahun.

Dia mengaku dibombardir dengan pertanyaan dari kolega dan pasien yang mencari informasi lebih lanjut. Goldman mengatakan, seorang kolega ingin tahu apa yang harus disarankan kepada pasien sehat berusia 60-an, yang telah sepenuhnya divaksinasi, mendapatkan booster dan juga telah terinfeksi virus corona. Sementara yang lain bertanya tentang seorang pasien berusia 80-an yang tidak memiliki faktor risiko.

Goldman berharap CDC dapat memberikan lebih banyak kejelasan mengenai hal ini. Di sisi lain, bukti yang mendukung booster kedua masih terbatas dan sebagian besar didasarkan pada data dari Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI