Waduh! BPOM Temukan Lebih dari 1.000 Produk Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 05 April 2022 | 19:52 WIB
Waduh! BPOM Temukan Lebih dari 1.000 Produk Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan obat tradisional dan pangan olahan atau seperti kopi yang mengandung Parasetamol dan Sildenafil.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penggunaan bahan kimia obat dalam produk jamu tradisional bisa membahayakan kesehatan. Mirisnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menemukan adanya produk jamu yang mengandung bahan kimia.

Laporan terbaru BPOM menyampaikan peringatan publik mengenai 1.094 produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang mengandung bahan kimia obat.

Menurut hasil pengawasan yang dilakukan BPOM pada 2021, sebanyak 64 produk (0,65 persen) dari total 9.915 produk obat tradisional yang diambil sampelnya dan diuji mengandung bahan kimia obat (BKO).

"Walaupun persentase obat tradisional mengandung BKO tergolong relatif kecil, namun bahaya terhadap kesehatannya sangat tinggi bagi masyarakat," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dikutip dari ANTARA, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga: Ngeri! BPOM Minta Masyarakat Waspadai Produk Jamu Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri merilis pengungkapan home industry obat atau jamu ilegal di Jakarta, Senin (7/3/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri merilis pengungkapan home industry obat atau jamu ilegal di Jakarta, Senin (7/3/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Menurut data BPOM, bahan kimia obat sildenafil sitrat dan turunannya serta tadalafil didapati ditambahkan pada produk obat tradisional yang diklaim bisa meningkatkan stamina pria, parasetamol dan dexamethasone ditambahkan pada obat pegal linu, dan sibutramin hidroklorida ditambahkan pada obat untuk pelangsing.

"Peredaran obat tradisional mengandung bahan kimia obat menimbulkan dampak negatif pada sisi ekonomi, hukum, sosial, dan budaya," kata Penny.

Selain merugikan produsen obat tradisional yang legal karena menimbulkan persaingan yang tidak sehat, peredaran obat tradisional mengandung BKO berisiko meningkatkan biaya kesehatan masyarakat akibat efek samping yang timbul, dapat menimbulkan keresahan masyarakat, serta bisa merusak citra jamu dan menurunkan konsumsi jamu.

Penny mengatakan bahwa saat ini lebih dari 11.000 produk jamu, 77 produk obat herbal terstandar, dan 25 produk fitofarmaka telah terdaftar dan memperoleh izin edar dari BPOM.

BPOM mengawasi peredaran obat tradisional serta melakukan edukasi, pembinaan, dan penindakan hukum untuk mencegah peredaran produk obat tradisional yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

Baca Juga: BPOM Temukan Jamu Mengandung Zat Kimia, Salah Satunya Paracetamol, Apa Dampak Buruknya?

Penny menjelaskan, menurut Pasal 196 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kegiatan memproduksi dan atau mengedarkan obat tradisional mengandung BKO dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar.

BPOM mengimbau warga memilih produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang sudah terdaftar dan mendapat izin edar dari BPOM agar terhindar dari produk obat tradisional yang mengandung BKO.

Selain itu, warga diimbau melakukan Cek KLIK (cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat tradisional dan suplemen kesehatan.

"Pastikan kemasan dalam kondisi baik, baca informasi produk yang tertera pada label, pastikan produk memiliki izin edar BPOM, dan belum melebihi masa kedaluwarsa," demikian imbauan BPOM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI