WHO: 99 Persen Populasi Dunia Menghirup Udara yang Tidak Sehat

Selasa, 05 April 2022 | 09:27 WIB
WHO: 99 Persen Populasi Dunia Menghirup Udara yang Tidak Sehat
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara di dunia sudah tidak sehat. Lebih dari 6 ribu kota di 117 negara, atau 99 persen dari populasi dunia, menghirup udara yang melebihi batas aman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Kondisi itu tentu mengancam kesehatan manusia. Banyak orang tidak sadar telah menghirup partikel halus dan nitrogen dioksida yang tidak sehat.

WHO mengungkapkan, orang-orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah berisiko terpapar udara buruk lebih tertinggi.

"Temuan tersebut telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia untuk menyoroti pentingnya membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan mengambil langkah nyata lainnya untuk mengurangi tingkat polusi udara," kata WHO, dikutip dari situs resminya, Selasa (5/4/2022).

Warga mengunjungi kompleks Mehtab Bagh di belakang Taj Mahal saat kondisi kabut asap di Agra, India, pada (16/11/2021). [SAJJAD HUSSAIN / AFP]
Warga mengunjungi kompleks Mehtab Bagh di belakang Taj Mahal saat kondisi kabut asap di Agra, India, pada (16/11/2021). [SAJJAD HUSSAIN / AFP]

Untuk pertama kalinya, WHO merilis database hasil pengukuran tanah dari konsentrasi rata-rata tahunan nitrogen dioksida, polutan perkotaan umum, dan prekursor partikulat dan ozon.

Hal itu juga mencakup pengukuran partikel dengan diameter sama atau lebih kecil dari 10 m (PM10) atau 2,5 m (PM2.5).

Kedua kelompok pencemar tersebut berasal dari aktivitas manusia yang berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil.

Basis data kualitas udara terbaru paling luas dalam cakupan paparan polusi udara di darat. Sekitar 2.000 kota atau pemukiman manusia terekam dalam data pemantauan tanah untuk partikel, PM10 dan/atau PM 2.5, daripada pembaruan terakhir.

Temuan itu menandai peningkatan hampir enam kali lipat penumpukan partikel dalam pelaporan sejak database diluncurkan pada tahun 2011.

Baca Juga: Jakarta Macet Lagi Karena Pelonggaran, Wagub DKI: Itu Salah Satu Penyebab Kualitas Udara Tidak Sehat

"Bukti dasar kerusakan polusi udara terhadap tubuh manusia telah berkembang pesat dan menunjukkan kerusakan signifikan yang disebabkan oleh tingkat rendah dari banyak polutan udara," kata WHO.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI