Puasa Sambil Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi, Ini yang Dibutuhkan Anak untuk Jaga Daya Tahan Tubuhnya

Selasa, 05 April 2022 | 09:18 WIB
Puasa Sambil Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi, Ini yang Dibutuhkan Anak untuk Jaga Daya Tahan Tubuhnya
Ilustrasi sekolah dibuka di tengah pandemi. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Ramadhan tahun ini, anak-anak di Indonesia menghadapi tantangan kesehatan yang lebih berat dari biasanya. Mereka masih harus berhadapan dengan ancaman paparan Covid-19, sambil sekolah tatap muka dan menjalani ibadah puasa secara sekaligus.

Hal ini membuat imunitas tubuh anak yang kuat menjadi kebutuhan yang kian mendesak. Terlebih, usia anak lebih rentan terinfeksi berbagai virus. Tak heran di usia ini mereka 2-3 kali lebih sering mengalami batuk dan pilek dibanding orang dewasa.

Hal itu pula yang dikatakan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A dalam acara peluncuran Redoxon Kids pada Senin (4/4/2022) kemarin.

"Tantangan terhadap daya tahan tubuh anak bisa dialami saat menjalani puasa Ramadhan. Sebab, konsumsi asupan anak terbatasi sementara intensitas aktivitas nyaris sama dengan hari-hari biasa," jelasnya.

Baca Juga: Petasan hingga Tawuran, Ini Wilayah di Bantul yang Rawan Selama Bulan Ramadhan

Tanpa diimbangi asupan bergizi yang mengandung mikronutrien mencukupi, daya tahan tubuh dapat terpengaruh sehingga anak berisiko batal puasa, bahkan bisa jatuh sakit.

Guna mengantisipasi gangguan kecukupan asupan selama berpuasa, kata dia, selain protein, karbohidrat kompleks dan buah, anak juga membutuhkan tambahan suplementasi, terutama vitamin C sebagai zat gizi mikro yang esensial bagi anak-anak.

"Vitamin C merupakan salah satu zat gizi mikro esensial yang berpengaruh pada imunitas tubuh anak; berfungsi menyokong sistem kekebalan melalui peningkatan aktivitas fungsi sel darah putih dan produksi antibodi," ungkap dia.

Kekurangan vitamin C, lanjut dr. Kanya, dapat mengakibatkan anak-anak semakin rentan terhadap infeksi - salah satunya batuk pilek.

Anak juga bisa mengalami terhambatnya pembentukan kolagen yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, penyembuhan luka yang lambat, hingga menimbulkan gejala penyakit skorbut (merasa lelah dan lemah sepanjang waktu, kehilangan nafsu makan, mudah tersinggung dan uring-uringan).

Baca Juga: Tidak Hanya Menahan Lapar dan Dahaga, Dokter: Momen Puasa Ramadhan Bisa untuk Belajar Berhenti Merokok

Vitamin C juga merupakan salah satu antioksidan utama yang dapat mencegah dan memperbaiki kerusakan DNA.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Riana Nirmala Wijaya, Medical Lead Bayer Consumer Health mengungkap jika sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan fungsi otak anak-anak.

Kekurangan nutrisi, salah satunya zat gizi mikro esensial seperti vitamin C, bisa menyebabkan konsekuensi berupa kerentanan terhadap infeksi, bahkan mengurangi Intelligence Quotients atau IQ di kemudian hari.

"Ingat, tubuh tidak mampu memproduksi vitamin C tetapi memperolehnya lewat asupan dari luar. Karenanya, selain mengonsumsi makanan bernutrisi, ketercukupan vitamin C pada anak perlu didukung dengan suplementasi yang tepat,” ujar dr. Riana Nirmala Wijaya.

Dari sisi keamanan, vitamin C bersifat mudah larut dalam air dan tidak disimpan oleh tubuh. Artinya, jika konsumsinya melebihi kebutuhan tubuh, vitamin C akan dibuang melalui air seni.

Memahami situasi tersebut, Bayer meluncurkan Redoxon Kids berupa suplementasi vitamin C 200mg yang aman dan praktis untuk membantu menjaga daya tahan tubuh anak.

Tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga untuk menyiapkan anak-anak menghadapi lingkungan keseharian yang kian menantang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI