Suara.com - Lingkungan atau ruangan dengan suhu ekstrem, seperti terlalu dingin atau terlalu panas, dapat mengubah suhu tubuh.
Selain itu, berada di cuaca terlalu panas dan terik, atau berada di dalam ruangan pengap dan panas tanpa AC juga bisa menyebabkan perubahan suhu.
Meski demikian dilansir dari Cleveland Clinic, tubuh yang sehat umumnya memiliki kemampuan baik dalam menjaga suhu pada tingkat yang nyaman. Artinya, ketika suhu di luar terlalu dingin atau panas, tubuh bisa beradaptasi.
Dikutip dari Hello Sehat, ini terjadi berkat peran dari bagian otak bernama hipotalamus.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini Tanda dan Gejala Kanker Ovarium
Ketika tubuh merasa suhu terlalu dingin, hipotalamus akan memberi sinyal untuk mempertahankan panas dengan mengecilkan pembuluh darah dan menghasilkan panas dengan cara menggigil.
Sementara ketika suhu di luar terlalu panas, hipotalamus akan memberi sinyal pada tubuh untuk berkeringat.
Di sisi lain, kondisi lainnya juga bisa menyebabkan perubahan suhu pada tubuh, misalnya aktivitas fisik atau gangguan pada tiroid.
Aktivitas fisik dapat mengubah suhu tubuh karena proses produksi energi dan pembakaran kalori yang sedang terjadi dalam tubuh.
Apa Akibatnya?
Perubahan suhu yang mendadak dan ekstrem, baik itu dingin atau panas, dapat menimbulkan stres pada tubuh.
Baca Juga: 6 Jenis Cek Kesehatan Rutin yang Harus Dilakukan Perempuan
Adapun stres akibat paparan suhu ekstrem dapat menyebabkan kulit dan mata kering serta selaput lendir di dalam hidung membengkak.
Akibat kondisi tersebut, seseorang seringkali mengalami mata gatal atau bersin begitu terpapar suhu dingin atau panas secara tiba-tiba.
Selain itu, perubahan suhu yang tiba-tiba dan ekstrem juga bisa memperparah atau memicu gejala pada kondisi medis tertentu, seperti asma, alergi, nyeri sendi, dan migrain.