Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menemukan varian baru Covid-19 yang diberi nama XE. Berbeda dari sebelumnya, strain XE disebut menjadi varian rekombinan, atau gabungan materi genetik, antara Omicron subvarian BA.1 dengan BA.2.
Pada situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat dijelaskan bahwa sifat alami virus memang akan terus berubah sebagai dampak dari seleksi genetik untuk bertahan hidup.
"Mereka mengalami perubahan genetik halus melalui mutasi dan perubahan genetik besar melalui rekombinasi. Mutasi terjadi ketika kesalahan dimasukkan dalam genom virus."
"Rekombinasi terjadi ketika virus koinfeksi bertukar informasi genetik, menciptakan virus baru," kata Mikrobiologi Medis Jr, W. Robert Fleischmann.
Baca Juga: WHO Mengkhawatirkan Subvarian Baru Omicron XE, Dinilai 10 Kali Lebih Menular
Kasus varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada Januari 2022.
Dikutip dari Hindustan Times, berikut lima fakta terkait varian XE yang diungkap WHO dalam laporan terbarunya:
- Strain XE adalah mutasi rekombinan dari sublineage BA.1 dan BA.2 dari varian Omicron.
- Kasus infeksi XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Hingga sekarang, lebih dari 600 kasus infeksi telah dilaporkan dan dikonfirmasi.
- WHO memperkirakan bahwa tingkat penularan sekitar 10 persen lebih cepat dibandingkan dengan subvarian BA.2. Namun temuan itu diperlukan konfirmasi lebih lanjut.
- XE memiliki perbedaan signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, termasuk tingkat keparahan, dibandingkan varian mutasi lain.
- Omicron telah dilaporkan menjadi strain dominan di seluruh dunia dengan 99,7 persen sampel yang diurutkan. Di tengah temuan itu, dapat dicatat bahwa subvarian BA.2 juga sangat menular dan menyebabkan lonjakan besar-besaran di Eropa dan Cina sejak Maret.
"WHO terus memantau dan menilai risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan varian rekombinan, di samping varian SARS-CoV-2 lainnya, dan akan memberikan pembaruan saat bukti lebih lanjut tersedia," kata WHO.