Masalah Jantung Lebih Mungkin Terjadi setelah Infeksi Covid-19 Dibanding setelah Vaksinasi

Minggu, 03 April 2022 | 12:05 WIB
Masalah Jantung Lebih Mungkin Terjadi setelah Infeksi Covid-19 Dibanding setelah Vaksinasi
Ilustrasi masalah jantung. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan bahwa Covid-19 lebih mungkin menyebabkan masalah jantung pada remaja pria dan laki-laki usia dewasa muda daripada vaksinasi.

Studi yang terbit pada Jumat (1/4/2022) ini merupakan penelitian pertama yang membandingkan risiko peradangan jantung seperti miokarditis secara langsung.

Menurut peneliti, studi ini memberi pemahaman lebih jelas tentang risiko terkait gangguan jantung dan menawarkan jawaban kepada lansia serta laki-laki muda yang bertanya-tanya tentang risiko dan manfaat vaksin Covid-19.

Gangguan jantung miokarditis memang umum menjadi komplikasi dari infeksi virus, bahkan influenza maupun coxsackievirus, menurut Today.

Baca Juga: CDC: Memberi Jarak 8 Minggu Antar Dosis Vaksin Covid-19 Menurunkan Risiko Miokarditis

Lalu, kondisi ini diidentifikasi sebagai efek samping potensial dari vaksin mRNA Covid-19 pada anak-anak muda tahun lalu.

Ilustrasi Serangan Jantung. (Pexels/Freestockorg)
Ilustrasi masalah jantung. (Pexels/Freestockorg)

Pada saat itu CDC menemukan kasusnya lebih dari dua kali lipat dari dugaan pada laki-laki usia remaja dan awal 20-an yang divakasinasi.

Sebagian besar kondisi miokarditis terkait vaksin hanya bertahan sementara, tetapi laporan kasus telah membuat banyak orang tua khawatir.

Mereka bertanya-tanya apakah risiko masalah jantung pada laki-laki usia muda lebih besar daripada manfaat yang didapat dari vaksin.

Kini, ahli jantung sudah dapat menjawabnya secara tegas berkat penelitian tersebut.

Baca Juga: Kasus Miokarditis pada Penderima Vaksin Covid-19 Produksinya Tinggi, Moderna Membela Diri

"Ini (hasil studi) sungguh mencerminkan apa yang kita lihat di sini," ungkap direktur medis Pediatric Heart Failure and Transplant Services, Gerard Boyle, di Cleveland Clinic Children's Hospital.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI