Selalu Mengabaikan Emosi Anak-Anak, Inilah 4 Tanda Orang Tua Narsistik!

Minggu, 03 April 2022 | 11:33 WIB
Selalu Mengabaikan Emosi Anak-Anak, Inilah 4 Tanda Orang Tua Narsistik!
Ilustrasi Orang Tua Toxic. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepribadian narsisme berada dalam spektrum. Karenanya, setiap orang memiliki kepribadian ini dalam 'kadar' yang berbeda dan menunjukkan tanda-tanda yang bervariasi.

Namun, sebanyak 6% dari populasi memiliki karakter ini kepribadian ini dalam bentuk ekstrim hingga didiagnosis gangguan kepribadian narsistik atau NPD.

Orang tua yang memiliki sifat ini dapat memengaruhi anak-anak mereka dengan cara yang buruk. Biasanya, orang tua menunjukkan tingginya kepentingan diri mereka sendiri.

Menurut Insider, berikut tanda orang tua memiliki kepribadian narsistik.

Baca Juga: Nathalie Holscher Takut Bilang ke Keluarga Mau Mualaf, Sule Pasang Badan Temui Orang Tua Nathalie

1. Dukungan orang tua terasa bersyarat

Orang narsistik mempunyai rasa mementingkan diri sendiri.

Sebagai orang tua, mereka mungkin memandang anak-anak sebagai cerminan diri mereka sendiri dan ini dapat ditunjukkan dengan kasih sayang dan dukungan. Tetapi ini dilakukan hanya karena orang tua ingin terlihat baik di mata orang lain.

Psikolog Meghan Mercum di AMFM Healthcare mengatakan ini lebih sering dilakukan oleh seorang ibu yang suka menegaskan superioritas mereka.

Bahkan, orang tua narsistik dapat cemburu jika orang lain, termasuk anak-anak mereka, menjadi pusat perhatian.

Baca Juga: Tak Diizinkan Minta Tanah saat Bangun Rumah, Tetangga Malah Sengaja Nyampah di Area Tanah Orang Tua

2. Orang tua sering mengabaikan emosi anak

Karena seorang narsistik terlalu fokus pada diri sendiri, mereka sering mengabaikan emosi orang lain.

Orang narsistik juga tidak memiliki empati, sehingga mereka kesulitan terhubung dengan emosi orang lain, termasuk perasaan takut, sedih, atau kecewa.

Ilustrasi orang tua memarahi anak remaja (Shutterstock).
Ilustrasi orang tua menuntut anak remaja (Shutterstock).

3. Anak meragukan diri sendiri ketika sudah dewasa

Orang tua yang sering mengabaikan emosi anaknya, maka akan menyebabkan adanya keraguan pada diri sang anak ketika tumbuh dewasa.

"Ini terjadi karena tidak adanya lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang, yang dibutuhkan untuk kesehatan mental," jelas Marcum.

4. Anak selalu merasa harus menjadi versi terbaik ketika berada di sekitar orang tua

Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri, menghindari konflik, dan merasa mereka harus sempurna setiap saat.

"Ini mengarah pada masalah dengan keterikatan dan pandangan yang terdistorsi secara keseluruhan tentang apa yang khas dan sehat dalam hubungan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI