Meski Diberhentikan Dari IDI, Dokter Terawan Masih Boleh Praktik Hingga 5 Agustus 2023, Kok Bisa?

Jum'at, 01 April 2022 | 18:12 WIB
Meski Diberhentikan Dari IDI, Dokter Terawan Masih Boleh Praktik Hingga 5 Agustus 2023, Kok Bisa?
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter Terawan Agus Putranto masih bisa menjalankan praktik kedokteran meski nantinya resmi diberhentikan sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sebab, izin praktik yang bersangkutan masih berlaku hingga tahun 2023.

"Sampai saat ini izin praktiknya masih berlaku sampai 5 Agustus 2023. Kita akan segera menyoroti kalau yang bersangkutan nanti tetap berpraktik (saat sudah diberhentikan dari IDI)," kata Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) IDI Dr. dr. Beni Satria, MH(Kes)., dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/4/2022).

Dokter Terawan dipastikan telah diberhentikan dari anggota IDI berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK). Pemberhentian secara resmi akan dilakukan oleh IDI dalam jangka waktu 28 hari pasca keputusan Muktamar XXXI IDI pada 25 Maret 2022.

Terawan Agus Putranto yang resmi dipecat oleh IDI. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Terawan Agus Putranto yang resmi dipecat oleh IDI. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Terkait izin praktik tersebut sebenarnya menjadi ranah pemerintah, lanjut Beni. Sehingga, baik IDI maupun MKEK nantinya sebatas mengingatkan pemerintah maupun dokter Terawan apabila masih melakukan praktik kedokteran padahal izinnya sudah habis. 

Baca Juga: Setelah Terawan Dipecat IDI, Wacana Merevisi UU Praktik Kedokteran Makin Menguat di DPR

Beni menjelaskan, tanpa adanya surat izin praktik (SIP), Terawan tidak bisa lagi melakukan tindakan medis apa pun, terutama yang tidak berdasarkan evidence based dan tidak memiliki kaidah ilmiah atau bukti ilmiah.

"Tapi kalau praktik kedokteran yang lain, tidak berimplikasi atau sudah ada evidence based itu silahkan. Contohnya membaca hasil radiologi, karena yang bersangkutan spesialis dokter radiologi, atau beliau melakukan CT scan sesuai dengan kompetensinya, silahkan," ujarnya.

"Tapi kalau yang dilakukan masih juga dengan tindakan yang tidak terbukti ilmiah, membahayakan, dan mengancam nyawa pasien, tentu ini akan kami respon. Bahkan membuat forum kembali, karena jelas pelanggaran terhadap praktik kedokteran," ujarnya. 

Dokter Terawan juga tidak bisa memperpanjang SIP miliknya akibat sanksi diberhentikan dari anggota IDI. Berdasarkan UU praktik kedokteran, SIP dokter dikeluarkan oleh dinas kesehatan setempat berdasarkan rekomendasi dari IDI. 

Baca Juga: Usai Polemik Pemberhentian Terawan, Anggota DPR Dukung Menkumham Soal Evaluasi Posisi IDI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI