Suara.com - Para peneliti menemukan makan alpukat 2 kali atau lebih dalam seminggu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan jantung koroner yang lebih rendah.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association, peneliti menemukan bahwa pengganti margarin, mentega, telur, yogurt, keju dan daging olahan dengan alpukat juga bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Studi ini memeriksa data lebih dari 68.000 wanita dari Studi Kesehatan Perawat dan lebih dari 41.000 pria dari Studi Lanjutan Tenaga Kesehatan yang bebas dari kanker, penyakit jantung koroner dan stroke pada awal.
Diet menggunakan alpukat ini dinilai menggunakan kuesioner pada awal dan berkala setiap 4 tahun.
Baca Juga: Penelitian Baru Temukan Efek Virus Corona Covid-19 pada Kehidupan Seksual, Seperti Apa?
Total 14.274 kasus insiden penyakit, termasuk 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 stroke setelah tindak lanjut 30 tahun.
Setelah disesuaikan dengan gaya hidup dan faktor diet lainnya, konsumen yang makan alpukat dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko penyakit kardiovaskular 16 persen lebih rendah.
Mereka juga 21 persen lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan orang yang tidak makan alpukat. Sementara itu, tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan pada kasus stroke.
Mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yogurt, keju atau daging olahan per hari dengan jumlah alpukat yang setara akan membuat risiko penyakit kardiovaskular 16 hingga 22 persen lebih rendah.
Dalam memperkirakan penyakit kardiovaskular total ketika mengganti setengah porsi alpukat dengan jumlah yang setara dengan jenis makanan lain, para peneliti mengatakan bahwa alpukat tidak terkait dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner.
Baca Juga: Batuk Terus-menerus Usai Pulih dari Virus Corona Covid-19, Begini Cara Mengatasinya!
Temuan ini sangat penting untuk memberikan rekomendasi kesehatan masyarakat, terutama mengingat konsumsi alpukat telah meningkat tajam di AS selama 20 taun terakhir.
Namun, penelitian ini masih terbatas dalam hal informasi diet yang dilaporkan, kesalahan klasifikasi dan hubungan sebab akibat tidak dapat dan sisa pembaur tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan.
"Studi kami bukti lebih lanjut menemukan asupan lemak tak jenuh yang bersumber dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas diet sekaligus komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular pada populasi umum," jelasnya.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai dampak dan efektivitas asupan alpukat dalam mengurangi insiden [penyakit kardiovaskular] dan [penyakit kardiovaskular] faktor risiko.