Suara.com - Puasa selama bulan Ramadhan memang bisa saja dilakukan oleh ibu hamil atas rekomendasi dari dokter kandungan yang menanganinya. Selain kondisi kesehatan ibu, usia janin juga menjadi pertimbangan dalam memutuskan berpuasa atau tidak saat Ramadhan. Lalu, bagaimana dengan ibu hamil muda?
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Bamed, dr. Muhammad Fadli, Sp.OG., mengatakan, bagi ibu yang masih hamil muda atau kurang dari 14 minggu sebaiknya tidak ikut berpuasa.
"Karena itu masih trisemester pertama, di mana organ vital janin baru tumbuh. Penelitian membuktikan bahwa ada risiko 1,5 kali bayi lahir dengan berat lebih rendah apabila ibu berpuasa saat trimester pertama," kata dokter Fadli dalam webinar daring, Kamis (31/3/2022).
Saat hamil muda, tubuh ibu membutuhkan banyak nutrisi untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan, lanjutnya. Selama trisemester pertama, janin sedang membutuhkan banyak nutrisi penting.
Baca Juga: Agar Puasa Tetap Sehat, Ini Pembagian Porsi Makan Saat Sahur dan Berbuka
"Apabila terdapat keluhan mual dan muntah pada trimester pertama, dapat mengakibatkan risiko dehidrasi pada ibu dan berdampak pada janin," ujarnya.
Apabila kehamilan sudah masuk trimester kedua atau janin berusia di atas 14 minggu, maka berpuasa aman dilakukan. Menurut Dokter Fadli, saat itu janin sudah lebih kuat.
Bagi ibu hamil, puasa sebenarnya dapat agar terhindar dari penyakit gula saat kehamilan atau diabestes gestational juga mencegah kenaikan berat badan berlebih.
"Namun sebelum berpuasa, sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan terlebih dahulu untuk memastikan keadaan ibu dan janin dalam keadaan yang prima," pesannya.
Dari hasil sejumlah penelitian menunjukkan bahwa puasa pada ibu hamil saat trimester kedua tidak akan mengakibatkan bayi lahir prematur ataupun terlahir dengan berat badan kurang.
Baca Juga: Catat! Rekomendasi Dokter Makanan Sehat dan Olahraga Selama Puasa Bagi Bumil Agar Tetap Bugar
Selama berpuasa, ibu juga harus tetap rutin mengontrol kehamilan untuk memastikan berat badan janin sesuai dengan usia kehamilan juga air ketuban mencukupi.
"Ada tanda-tanda yang wajib diperhatikan, seperti berat badan ibu ataupun janin turun, tanda-tanda dehidrasi seperti haus yang berlebihan, pusing, air seni kuning pekat ataupun merasakan gerakan bayi yang berkurang," tutur dokter Fadli.
Ia menambahkan, langkah yang ditempuh agar ibu hamil tetap bugar dan janin tetap sehat selama puasa, yakni dengan minum air mineral 2,5 liter sehari, mengurangi konsumsi kafein, memperbanyak makan karbohidrat kompleks dan mengurangi aktifitas di luar ruangan.
"Selama ibu dan kandungannya dinyatakan sehat oleh dokter, ibu hamil diperbolehkan untuk melakukan puasa. Asalkan saat sahur dan berbuka ibu hamil harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan kandungannya,” pungkasnya.