Suara.com - Aktor Amerika kenamaan, Bruce Willis, harus pensiun dari dunia akting setelah didiagnosis menderita gangguan afasia.
Afasia bukanlah sebuah penyakit, melainkan tanda bahwa adanya kerusakan di bagian otak yang memproses bahasa dan komunikasi.
Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara, menulis, hingga memahami kata-kata saat membaca serta mendengar.
Menurut Alodokter, kerusakan otak yang paling banyak memicu afasia adalah stroke. Stroke terjadi ketika tidak adanya aliran darah ke otaj yang menyebabkan kematian sel otak atau kerusakan di bagian otak yang berfungsi memproses bahasa.
Baca Juga: Bruce Willis Terjangkit Penyakit Afasia Hingga Mengalami Gangguan Bahasa Dan Kemampuan Kognitif
Sebanyak 25% hingga 40% penderita stroke juga akan menderita afasia.
Selain stroke, kerusakan otak lain seperti cedera kepala, tumor otak, atau ensefalitis juga dapat menyebabkan gangguan afasia.
Pengobatan Afasia
Pengoabtan afasia sebenarnya tergantung pada jenisnya, bagian otak mana yang rusak, dan penyebab kerusakan otak.
Apabila tergolong ringan, afasia dapat membaik dengan sendirinya. Namun jika kondisinya cukup berat, dokter akan merekomendasikan perawatan berikut ini:
Baca Juga: Jelang Lawan Tottenham, Newcastle United Pastikan Tidak akan Pecat Steve Bruce
1. Terapi wicara
Terapi wicara dan bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berbicara. Terapi ini dapat dilakukan menggunakan teknologi seperti program komputer atau aplikasi.
Biasanya ini terpai ini dianjurkan untuk penderita afasia akibat stroke.
2. Obat-obatan
Obat-obatan yang diresepkan biasanya berfungsi untuk melancarkan aliran darah ke otak, mencegah kerusakan otak berlanjut dan menambah jumlah senyawa yang kurang di otak.
3. Operasi
Prosedur ini dilakukan jika penyebab afasia adalah tumor otak. Jadi, operasi bertujuan untuk mengangkat tumor di otak.