Suara.com - Aktor Bruce Willis pensiun dari dunia hiburan setelah didiagnosis afasia. Kondisi sang aktor diumumkan oleh istrinya Emma Heming Willis dan mantan istrinya Demi Moore di Instagram.
"Dengan banyak pertimbangan, Bruce Willis harus vakum dari karirnya yang sangat berarti dalam hidupnya," menurut pernyataan keluarga, dilansir Express.
Berdasarkan Alodokter, afasia merupakan gangguan berkomunikasi yang disebabkan oleh kerusakan otak. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara, menulis, serta memahami kalimat saat membaca atau mendengar.
Gejala Afasia
Baca Juga: Penelitian Besar Inggris Buktikan Covid-19 Sebabkan Penyusutan dan Kerusakan Otak
Gejala afasia bisa bervariasi karena ini tergantung pada bagian otak yang mengalami kerusakan dan tingkat kerusakannya.
Berdasarkan gejala yang muncul, afasia dibagi menjadi beberapa jenis, yakni:
- Afasia global
Ini adalah jenis afasia yang paling berat dan biasanya dialami setelah mengalami stroke. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan yang luas di daerah otak.
Afasia global memengaruhi kemampuan membaca, menulis, serta memahami perkataan orang lain.
- Afasia anomik
Penderita afasia anomik atau anomia biasanya mengalami kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata ketika menulis maupun berbicara.
Baca Juga: Hilangnya Kemampuan untuk Merasa Senang Bisa Menjadi Tanda Kerusakan Otak, Berujung pada Demensia
- Afasia progresif primer
Jenis afasia ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan. Kondisi ini terjadi secara perlahan.
Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
- Afasia Broca
Afasia Broca atau ekspresif, bisa juga disebut motor aphasia, membuat penderita sulit mengutarakan apa yang ingin disampaikannya meski ia tahu akan berkata apa.
Kondisi ini biasnaya disebabkan oleh kerusakan otak bagian kiri depan.
- Afasia Wernicke
Afasia Wernicke atau reseptif, dikenal juga sensory aphasia, membuat penderita kesulitan memahami atau mengerti yang ia dengar maupun baca. Akibatnya, penderita juga mengeluarkan kaata-kata yang sulit dimengerti lawan bicara.
Afasia jenis ini disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah.
Kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke. Sebab, stroke dapat menyebabkan kematian sel otak atau kerusakan di bagian otak yang bertugas memproses bahasa. Sebanyak 25% hingga 40% penderita stroke akan mengalami afasia.