Afasia reseptif atau afasia wernicke terjadi ketika seseorang mampu berbicara dengan baik dan menggunakan kalimat yang panjang. Tapi, apa yang mereka katakan mungkin tidak masuk akal.
Mereka mungkin tidak tahu bahwa apa yang mereka katakan itu salah. Jadi, mereka mungkin merasa frustasi ketika orang tidak memahaminya.
Ciri-ciri afasia reseptif termasuk gangguan membaca dan menulis, ketidakmampuan memahami arti kata-kata yang diucapkan, ketidakmampuan untuk menghasilkan kalimat yang menggantung bersama, dan gangguan kata-kata yang tidak relevan.
3. Afasia anomik
Ciri-ciri afasia anomik, termasuk ketidakmampuan untuk memberikan kata-kata mengenai hal-hal yang ingin dibicarakan orang tersebut, terutama kata benda dan kata kerja yang signifikan.
Selain itu, pidato yang penuh dengan ekspresi frustasi yang samar dan kesulitan menemukan kata-kata dalam tulisan maupun ucapan.
4. Afasia progresif primer (PPA)
Afasia progresif primer (PPA) adalah suatu kondisi di mana kemampuan bahasa menjadi lambat dan semakin buruk, yang menyebabkan hilangnya kemampuan membaca, menulis dan berbicara.
Kemunduran dapat terjadi secara perlahan, selama beberapa tahun. Fungsi mental lainnya seperti memori, penalaran, wawasan dan penilaian biasanya tidak terpengaruh.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Mengalami Penurunan, Hari Ini 446 Warga Jawa Tengah Terpapar Virus Corona
Tapi, sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat untuk PPA. Hal ini guna menyingkirkan gangguan otak degeneratif lainnya, seperti penyakit Alzheimer di mana bahasa dan memori serta akal sehat terpengaruh.