Suara.com - Melatonin merupakan hormon pemicu rasa kantuk dan inilah yang menjaga kita tetap tertidur sepanjang malam. Selain tubuh memproduksinya sendiri, melatonin juga tersedia dalam bentuk suplemen, atau biasa disebut obat tidur.
Lebih dari itu, ternyata melatonin merupakan antioksidan, melindungi sel dari radikal bebas yang dapat merusak DNA. Selain itu, hormon ini juga melindungi jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Sebuah studi menunjukkan penderita penyakit kardiovaskular memiliki tingkat melatonin yang lebih rendah dibanding orang sehat.
Peneliti juga menemukan bahwa semakin rendah tingkat melatonin seseorang, maka semakin tinggi risiko penyakit kardiovaskular, lapor The Conversation.
Baca Juga: Taemin SHINee Selalu Minum Obat Tidur hingga 8 Tablet, Padahal Hal Ini Memiliki Efek Samping
Di sisi lain, suplemen melatonin juga telah terbukti mengurangi tekanan darah, yang mana merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, banyak kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung dan kematian jantung mendadak, terjadi di pagi hari ketika kadar melatonin dalam tubuh pada titik terendah.
Bukti lainnya, orang yang pernah terkena serangan jantung juga mengalami penurunan kadar melatonin di malam hari.
"Pengamatan ini telah mengarah pada teori bahwa melatonin mungkin dapat meningkatkan pemulihan serangan jantung," jelas Associate Professor dalam Biologi dan Ilmu Biomedis, James Brown, dari Universitas Aston.
Melatonin juga dipertimbangkan untuk menjadi bagia dari pengobatan standar pasien yang pulih dari serangan jantung.
Baca Juga: Susah Tidur? Tenang, Ada Minuman yang Bisa Jadi Obat Tidur Alami
Studi laboratorium terhadap tikus menunjukkan melatonin dapat melindungi jantung dari kerusakan setelah serangan jantung.
Namun, pada manusia buktinya kurang jelas. Sebab, dalam percobaan besar ketika melatonin disuntikkan ke jantung pasien setelah serangan jantung tidak memperlihatkan efek menguntungkan.
Peneliti juga telah mencoba memberi melatonin oral ke pasien serangan jantung, dan percobaannya masih dalam tahap relatif awal.
Jelas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana dan kapan melatonin dapat diberikan setelah kejadian serangan jantung.
Tetapi yang jelas, kadar melatonin berkaitan dengan risiko penyakit jantung.