Suara.com - Selebriti Nikita Mirzani menuduh penyanyi Dewi Perssik telah menggugurkan kandungannya atau aborsi sebanyak lebih dari lima kali.
Tuduhan tersebut dilontarkan di kolom komentar Instagram, seperti yang terlihat dalam unggahan Dewi Perssik.
"Peringatan untuk semua perempuan Indonesia. Jangan pernah gugurin kandungan, apalagi lebih dari 5 kali. Ke-1 rahim bisa rusak, ke-2 bisa sinting karena dihantuin arwah bayi. Ke-3 darah tinggi," komentar Dewi Perssik.
Dewi Perssik pun tak tinggal diam. Ia meminta bukti kepada pemeran Cosmic 8 itu.
"Untuk masalah aborsi (membunuh janin) masalah aborsi itu harus ada bukti bukan saksi aja, misal bukti dari rumah sakit atau klinik tempat aborsi, bukti rekam medis," kata Dewi Perssik dikutip dari Instagram pribadinya, @dewiperssikreal88, Kamis (31/3/2022).
Menurut hukum, perbuatan aborsi masih dilarang di Indonesia, dan ini diatur dalam pasal 75 ayat (1) UU Kesehatan. Tindakan ini dapat dilakukan apabila ada indikasi darurat medis.
Selain itu, dalam segi kesehatan pun, aborsi memiliki beragam efek samping. Bahaya meningkat apabila prosedur tidak dilakukan oleh dokter ahli.
Berdasarkan Alodokter, aborsi dilakukan sebelum kehamilan berusia 24 minggu (6 bulan), baik dengan meminum obat maupun melalui operasi.
Risiko Komplikasi Setelah Aborsi
Baca Juga: Nikita Mirzani Tuduh Dewi Perssik Aborsi Tanpa Bukti, Bakal Diseret ke Jalur Hukum?
Aborsi dapat menyebabkan komplikasi, biasanya gejala awal berupa nyeri atau kram perut, mual, lemas, dan pendarahan ringan beberapa hari.
Pada kondisi tertentu, aborsi dapat menimbulkan masalah serius dalam beberapa hari hingga sekitar 4 minggu setelah tindakan.
Komplikasi aborsi bisa berupa:
1. Pendarahan
Pendarahan berat melalui vagina merupakan risiko umum dari aborsi. Jika dibandingkan kehamilan di atas 20 minggu (5 bulan), risiko pendarahannya lebih kecil bila melakukan aborsi di bawah 13 minggu (3 bulan).
Pendarahan berat lebih mungkin terjadi jika masih ada jaringan janin atau ari-ari yang tertinggal di dalam rahim.
2. Infeksi
Infeksi setelah aborsi ditandai dengan demam, munculnya keputihan berbau, dan nyeri hebat di area panggul. Pada kasus besar, infeksi bisa menjadi sepsis.
3. Masalah psikologis
Wanita yang melakukan aborsi dapat mengalami trauma psikologis, tandanya bisa berupa perasaan bersalah, malu, stres, cemas, hingga depresi.
Masalah psikologis lebih mungkin terjadi jika aborsi dilakukan secara ilegal atau menggunakan metode tradisional yang tidak terjamin keamanannya.
Karenanya, sebelum melakukan aborsi, perlu dilakukan pemeriksaan medis dan pertimbangan dari dokter ahli agar risiko dapat dicegah.