Tak Dipilih WHO Dapat Teknologi Pembuatan Vakin mRNA, Ghana Akan Produksi Sendiri Vaksin Covid-19

Kamis, 31 Maret 2022 | 09:03 WIB
Tak Dipilih WHO Dapat Teknologi Pembuatan Vakin mRNA, Ghana Akan Produksi Sendiri Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Ghana Nana Akufo-Addo mengumumkan bahwa negaranya akan mulai memproduksi vaksin Covid-19 sendiri pada Januari 2024.

Institut Vaksin Nasional akan segera didirikan untuk menyusun strategi dalam memulai tahap pertama produksi komersial vaksin. Sayangnya, Nana tidak merinci program tersebut lebih lebih lanjut.

"Sebuah RUU akan segera diajukan ke DPR untuk pendirian Institut Vaksin Nasional," kata Nana dalam Pidato Kenegaraan di parlemen Ghana, Rabu (30/3/2022) waktu setempat.

Sejauh ini, negara Afrika bagian barat itu telah memvaksinasi penuh sekitar 21,4 persen dari 30 juta penduduknya, menurut data Reuters.

Baca Juga: Masih Banyak Masalah Soal Vaksinasi Covid-19, Panja Vaksin DPR Akan Kembali Evaluasi Kemenkes

Ilustrasi vaksin covid-19. (Foto oleh cottonbro dari Pexels)
Ilustrasi vaksin covid-19. (Foto oleh cottonbro dari Pexels)

Pemerintah Ghana telah mencabut sebagian besar pembatasan virus corona selama akhir pekan, dengan alasan infeksi telah menurun dengan cepat dan kampanye vaksinasi yang relatif berhasil.

Sebelumnya, pada Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa ada enam negara Afrika akan menjadi yang pertama dipilih untuk menerima teknologi untuk memproduksi vaksin mRNA Covid-19.

Tetapi, Ghana tidak termasuk dari keenam negara tersebut yang di antaranya Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, dan Tunisia.

Afrika saat ini hanya memproduksi 1 persen vaksin virus corona. Menurut angka WHO, baru 11 persen dari populasi di Afrika yang telah divaksinasi lengkap, dibandingkan dengan rata-rata global sekitar 50 persen, data pada Februari 2022.

Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada pertemuan puncak Brussels bahwa meskipun lebih dari 10 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan secara global, miliaran orang di dunia masih belum divaksinasi.

Baca Juga: WHO sedang Menyelidiki Efek Samping Gangguan Pendengaran Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI