Suara.com - Bruce Willis memutuskan berhenti akting setelah didiagnosis menderita afasia. Menurut pihak keluarga yang membuat penyataan, ini adalah keputusan yang paling tepat dengan banyak pertimbangan.
Afasia yang menyerang Bruce Willis adalah penyakit yang memengaruhi kemampuan kognitif. Afasia terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan dengan bahasa dan bicara.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada sisi kiri otak, misalnya terjadi setelah stroke.
Afsia adalah kondisi yang mempengaruhi sekitar 2 juta orang Amerika dan lebih umum daripada penyakit parkinson, cerebral palsy atau distrofi otot.
Baca Juga: Selain Menginfeksi Mata, Virus Corona Covid-19 Bisa Bereplikasi di Retina
Hampir 180.000 orang Amerika mengalami gangguan ini setiap tahun. Namun, kebanyakan orang belum pernah mendengarnya.
Kemungkinan seseorang dengan afasia bisa kembali aktif dalam pekerjaannya hanya 50:50. Hal itu karena sebagian besar pekerjaan membutuhkan keterampilan bicara dan bahasa.
Afasia bisa membuat beberapa jenis pekerjaan menjadi sulit. Orang dengan afasia ringan atau sedang terkadang masih bisa bekerja, tetapi mereka mungkin harus memilih pekerjaan lain.
Jika gejala afasia berlangsung lebih lama drai 2 hingga 3 bulan setelah stroke, pemulihan total tidak mungkin terjadi.
Tapi dilansir dari Aphasia, penting untuk dicatat bahwa beberapa orang terus meningkat selama beberapa tahun dan bahkan beberapa dekade.
Baca Juga: Temuan Baru, Tingkat Keparahan Long Covid-19 Tergantung Varian Virus Corona
Pemulihan ini membutuhkan proses lambat yang biasanya melibatkan beberapa hal, seperti membantu individu dan keluarga memahami sifat afasia, serta belajar strategi kompensasi untuk berkomunikasi.
Namun, afasia tidak akan mempengaruhi kecerdasan seseorang. Orang dengan afasia hanya mengalami kesulitan mengingat kata-kata dan nama.
Sedangkan, kecerdasan orang tersebut tetap masih utuh. Meski begitu, afasia tidak seperti penyakit alzheimer.