Antibodi COVID-19 Masyarakat Indonesia Tinggi, Apa Masih Perlu Vaksin Booster? Ini Penjelasan Dokter Reisa

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2022 | 18:32 WIB
Antibodi COVID-19 Masyarakat Indonesia Tinggi, Apa Masih Perlu Vaksin Booster? Ini Penjelasan Dokter Reisa
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau vaksin booster di Jakarta Selatan, Selasa (29/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil survei serologi menunjukkan 90 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19. Meski begitu, pemberian vaksin booster masih terus dikampanyekan pemerintah. Buat apa?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menekankan vaksin booster merupakan perlindungan tambahan untuk mencegah penularan COVID-19. Sebab risiko penularan akan tetap ada, terutama di musim mudik Lebaran meski antibodi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sudah tinggi.

“Meskipun antibodi yang terbentuk sudah tinggi, bukan berarti masyarakat kemudian langsung bebas begitu saja dari risiko terinfeksi COVID-19,” kata Reisa.

Reisa menuturkan Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI telah melakukan survei serologi antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2. Hasilnya menunjukkan sebanyak 86,6 persen populasi Indonesia memiliki antibodi terhadap COVID-19.

Warga menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau vaksin booster di Jakarta Selatan, Selasa (29/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau vaksin booster di Jakarta Selatan, Selasa (29/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan per 27 Maret 2022, cakupan vaksinasi untuk dosis pertama naik menjadi 94,06 persen, dosis kedua 75,79 persen dan pada dosis ketiga sudah mencapai 9,6 persen. Naiknya cakupan vaksinasi itu, juga diikuti dengan tren penurunan kasus COVID-19.

Walaupun demikian, kata Reisa, penularan COVID-19 akan tetap ada apalagi dengan bulan suci Ramadhan di mana masyarakat akan melakukan mobilitas sosial untuk berkumpul dan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.

Bahkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dari Kementerian Perhubungan menunjukkan terdapat potensi sebanyak 80 juta orang akan melakukan mudik saat Lebaran 2022.

Selama beraktivitas di bulan Ramadhan, masyarakat cenderung banyak bertemu dengan orang lain termasuk anak-anak dan penduduk lanjut usia (lansia) yang rentan terhadap penularan tersebut.

Adanya pelonggaran dalam syarat perjalanan juga membuat potensi orang yang mudik semakin besar. Sehingga melakukan vaksinasi COVID-19 dapat menjadi salah satu upaya mitigasi untuk melindungi diri dan orang lain.

Baca Juga: Bukan Cuma Buat Pemudik, Vaksin Booster Juga Penting untuk Diberikan Pada Lansia

Reisa meminta seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar sekaligus melengkapi dosis vaksinasi guna memastikan antibodi terbentuk guna memutus rantai penularan COVID-19 di bulan Ramadhan tahun ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI