Update Covid-19 Global: Negara Lain Sudah Bye-bye Covid-19, China Masih Repot Urus Lockdown

Selasa, 29 Maret 2022 | 10:25 WIB
Update Covid-19 Global: Negara Lain Sudah Bye-bye Covid-19, China Masih Repot Urus Lockdown
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi Covid-19 harian di dunia kembali turun. Jumlah kasus baru tercatat 889.908 di seluruh dunia dalam 24 jam terakhir, menjadi hari kedua dengan tambahan infeksi baru di bawah 1 juta.

Sementara angka kematian bertambah 2.622 jiwa di waktu yang sama. 

Akumulasi data Covid-19 secara global per Selasa (29/3/2022) pukul 08.00 WIB tercatat 482,81 juta kasus positif dengan 6,15 juta jiwa kematian, data dari situs worldometers.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa penurunan kasus positif memang telah terjadi dalam sepekan terakhir. Hanya saja beberapa negara, terutama di Asia, masih alami kenaikan kasus positif.

Baca Juga: Bertambah 34 Orang, Kasus Positif Covid-19 di Lampung Capai 72.305 Orang

Salah satunya China. Negara yang pertama kali melaporkan infeksi virus corona SARS Cov-2 itu saag ini kembali harus menerapkan lockdown di sejumlah kota.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Pusat keuangan China di Shanghai bahkan diberlakukan penguncian dua tahap dan 'mengurung' 26 juta penduduknya sejak Senin (28/3). Pemerintah kota setempat menutup jembatan dan terowongan, serta membatasi lalu lintas jalan raya dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus Covid-19.

Penguncian cepat diumumkan oleh pemerintah setempat pada Minggu (27/3) malam. Sehingg akan membelah kota terpadat di China itu mulai dari sepanjang Sungai Huangpu selama sembilan hari untuk dilakjkan tes Covid-19 oleh petugas kesehatan.

Penduduk di sebelah timur Huangpu telah 'terkurung' di rumah mereka. Beberapa mengatakan bahwa petugas kesehatan mulai melakukan tes Covid-19 di rumah mereka sejak pukul 7 pagi pada Senin (28/3), lapor Reuters.

Sementara warga yang tinggal di wilayah barat bergegas menimbun makanan dan barang-barang lainnya, karena berpikir akan ikut terisolasi akibat penguncian mulai 1 April. Layanan pengiriman kewalahan dan supermarket kehabisan persediaan.

Baca Juga: Mulai Menurun, Kasus Covid-19 di Karawang Tersisa 276 Orang

"Banyak pasar grosir sekarang tutup. Beberapa pedagang enggan membeli sayuran. Jika kami tidak bisa mendapatkan sayuran dari pedagang grosir atau pasar basah tutup, kami habis," kata seorang pemilik kios di Shanghai, China, Bi Yingwu.

Anggota tim ahli COVID Shanghai Wu Fan  mengatakan, akibat pengujian massal itu berhasil ditemukan infeksi dalam skala besar di seluruh kota.

“Menahan wabah skala besar di kota kami sangat penting karena, begitu orang yang terinfeksi dikendalikan, kami telah memblokir penularannya,” katanya dalam sebuah pengarahan.

Angka infeksi dan kematian rendah menurut standar global. Tetapi China telah memberlakukan kebijakan nol-Covid yang hampir menutup perbatasannya bagi para pelancong selama dua tahun, dan bergegas untuk mematikan setiap rantai infeksi.

Shanghai mencatat rekor 3.450 kasus Covid-19 tanpa gejala pada Minggu (27/3), terhitung hampir 70 persen dari total kasus baru nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI