Mengenal Plant Stanol Ester, Solusi Mudah Makan Enak Tanpa Takut Kolesterol

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2022 | 00:05 WIB
Mengenal Plant Stanol Ester, Solusi Mudah Makan Enak Tanpa Takut Kolesterol
ilustrasi buah-buahan mengandung plant stanol ester. (Dok. Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kolesterol tinggi menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko mengalami serangan jantung hingga stroke. Celakanya, tidak sedikit orang yang mengabaikan kadar kolesterol tinggi, demi bisa makan enak. Waduh!

dr. Sheena R. Angelia, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinis di RS Siloam Kebon Jeruk mengatakan saat ini, ada solusi bagi Anda untuk bisa makan enak tanpa takut kolesterol, yang disebut sebagai plant stanol ester. Apa itu?

dr. Sheena mengatakan mengonsumsi plant stanol ester dalam jumlah memadai untuk membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh. Untuk mendapatkan hasil efektif dalam menurunkan kolesterol, disarankan mengonsumsi 2-3 gram plant stanol setiap hari. Sayangnya, untuk mendapatkan 2-3 gram plant stanol setiap hari tidaklah mudah.

Sebagai gambaran, ketika mengonsumsi 161 gram kacang almond atau 120 gram kacang mete kita hanya mendapatkan 100 miligram plant stanol. Beberapa jenis sayur dan buah bahkan mengandung lebih sedikit plant stanol. Hal ini tentu menjadi lebih sulit bagi orang-orang yang tidak gemar mengonsumsi buah dan sayur.

Baca Juga: Minim Aktivitas Fisik Saat Puasa Berisiko Hiperkolesterolemia, Cegah dengan Cara Ini

Ilustrasi kolesterol menyumbat pembuluh darah. (Shutterstock)
Ilustrasi kolesterol menyumbat pembuluh darah. (Shutterstock)

“Sebenarnya stanol dan sterol adalah serat pangan yang terdapat dalam tumbuhan, dan berfungsi untuk menstabilkan membran, dan sebagai pembentuk zat-zat kimia pada tumbuhan. Stanol dan sterol merupakan komponen bioaktif, yang memiliki fungsi dan struktur menyerupai kolesterol, tetapi sedikit berbeda pada rangkaian biokimianya. Stanol ini tidak larut di dalam air, sehingga memerlukan proses esterifikasi dalam proses penyerapannya, itulah mengapa disebut plant stanol ester. Dengan struktur yang mirip kolesterol, plant stanol ester dapat membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam tubuh,” ungkap dr. Sheena dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Ada beberapa cara kerja plant stanol ester membantu menurunkan kadar kolesterol di tubuh. Pertama, di usus, plant stanol ester akan berkompetisi dengan kolesterol pada saat proses penyerapan kolesterol, sehingga ketika kita mengonsumsi plant stanol ester, akan lebih sedikit
kolesterol dari makanan yang diserap ke dalam sel usus.

Kedua, setelah penyerapan ke dalam sel usus, plant stanol ester juga membantu mengeluarkan kembali kolesterol ke rongga usus, sehingga dapat dibuang melalui feses (tinja), sedangkan yang masuk ke dalam pembuluh limfe akan dikirim ke organ hati.

Ketiga, plant stanol ester juga meningkatkan kinerja media pembawa yang membantu pengeluaran kolesterol dari hati kembali ke usus. Hasil dari serangkaian proses ini membuat tubuh menyerap kolesterol dalam jumlah yang lebih sedikit.

Proses inilah yang menyebabkan plant stanol ester dapat membantu kita mengelola kadar kolesterol, terutama mereka yang menderita hiperkolesterolemia.

Baca Juga: Selain Perawatan Medis, Buah Ini Bisa Cegah Kanker dan Perlambat Pertumbuhan Tumor!

Namun, sebenarnya bukan hanya orang yang memiliki kondisi hiperkolesterolemia yang membutuhkan plant stanol ester. Orang-orang yang memiliki kadar kolesterol normal juga perlu mengonsumsinya sebagai upaya pencegahan hiperkolesterolemia di kemudian hari.

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh menurun sehingga kemampuan tubuh mengelola kolesterol juga berubah, apalagi jika ditambah juga dengan sedentary lifestyle.

“Cara terbaik menangani kemungkinan peningkatan kadar kolesterol adalah dengan medical check-up secara rutin. Sehingga ketika kadar kolesterol di dalam tubuh meningkat, kita bisa segera mendeteksi dan melakukan perubahan gaya hidup, khususnya pola makan dan aktivitas sehari-hari. Jadi, kita harus waspada karena siapapun bisa mengalami hiperkolesterolemia, meskipun awalnya tanpa gejala serius awalnya,” tutup dr. Sheena.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI