Cuping Hidung Anak Kembang Kempis Ketika Bernapas, Dokter Minta Orangtua Waspadai Penyakit Ini

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 28 Maret 2022 | 21:48 WIB
Cuping Hidung Anak Kembang Kempis Ketika Bernapas, Dokter Minta Orangtua Waspadai Penyakit Ini
Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan pernapasan yang menyerang anak tak melulu ditandai dengan sesak napas. Pada beberapa kasus, gejala gangguan pernapasan bisa dilihat dari gerakan cuping hidung anak.

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Vonny Ingkiriwang, Sp.A mengatakan cuping hidung anak yang kembang kempis ketika bernapas merupakan pertanda bahwa si anak mengalami sesak napas, salah satu gejala pneumonia atau peradangan pada satu atau dua paru-parunya.

"Kalau cuping hidungnya bergerak kembang kempis artinya anak sedang mengalami sesak dan ini harus kita bantu. Dia perlu oksigen. Jadi tidak bisa kita biarkan di rumah, harus segera dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Menurut Vonny, kondisi sesak napas sudah masuk kategori darurat dan perlu segera mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Baca Juga: Air Purifier Bagus Bagi Penderita Asma, Mengurangi Gejala dan Menghilangkan Polutan dari Dalam Rumah

Ilustrasi paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)
Ilustrasi paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)

Dokter Vonny mengatakan, selain sesak napas, tanda dan gejala pneumonia juga termasuk batuk, demam. Jika demamnya tinggi bisa menyebabkan pasien menggigil, napas menjadi cepat atau bahkan sulit bernapas dan seringkali pasien mengatakan nyeri dada.

"Kita perlu membedakan antara napas yang cepat dengan sulit bernapas atau sesak itu berbeda. Untuk setiap derajat kenaikan suhu tubuh akan membuat napas lebih cepat. Tetapi bukan berarti dia sesak," kata Vonny.

Penanganan pertama pada demam bisa dengan melakukan kompres dan memberikan obat penurun demam. Tetapi tidak disarankan langsung memberikan antibiotik. Sementara ketika anak mengalami batuk, pemberian obat batuk yang dijual di apotek atau warung bisa dilakukan.

"Untuk batuk kita bisa berikan obat batuk, banyak yang masih boleh kita berikan sendiri karena bebas," ujar Vonny.

Pneumonia merupakan peradangan pada jaringan paru yang disebabkan infeksi kuman, salah satunya bakteri Streptococcus pneumoniae yang paling sering menyerang anak-anak. Secara awam kondisi ini dikenal dengan istilah paru-paru basah.

Baca Juga: Pembalap MotoGP Kerap Disorot Gunakan Plester Hidung Sebelum Balapan Dimulai, Ternyata Ini Fungsinya

Bakteri Streptococcus pneumoniae dapat menyebabkan infeksi pada berbagai bagian tubuh dan disebut penyakit pneumokokus.

Dalam kondisi serius, penyakit pneumokokus bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguan motorik, kelumpuhan, retardasi mental, hidrosefalus, kejang, gangguan belajar, gangguan pendengaran, masalah perilaku hingga kematian. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI