Suara.com - Selebriti Lucinta Luna kembali lakukan operasi plastik di luar negeri. Tindakan tersebut diungkapnya lewat unggahan di media sosial.
Ia mengunggah foto dengan kondisi seluruh kepala diperban. Tentu saja hal ini membuat banyak orang kaget. Dan dari unggahan itu baru diketahui bahwa Lucinta Luna melakukan operasi plastik.
Operasi kepala oleh artis yang sering disebut 'Ratu Salome' itu dilakukan di Seoul, Korea Selatan. Hal ini diungkapnya melalui unggahan foto instagramnya sambil menaruh lokasi tempat ia melakukan operasi.
Operasi plastik sebenarnya hal yang lumrah dalam tindakan medis. Biasanya dilakukan untuk membentuk kembali struktur di kepala dan leher, terutama pada hidung, telinga, dagu, tulang pipi, dan garis leher.
Baca Juga: Begini 6 Potret Kondisi Lucinta Luna Setelah Operasi Wajah
Tetapi, setiap jenis operasi dan tindakan bedah memiliki risiko, termasuk juga operasi plastik. Sebelum memutuskan untuk menjalani operasi plastik seperti Lucinta Luna, yuk pahami dulu risiko apa saja yang mengintai. Dikutip dari Sehatq, berikut beberapa risiko dari operasi plastik.
1. Kerusakan saraf
Pada beberapa kasus tindakan bedah, risiko kerusakan saraf dapat terjadi, termasuk saat menjalani operasi plastik. Komplikasi ini paling jelas terjadi di saraf wajah, yang bisa berakibat seseorang jadi sulit untuk memberikan ekspresi muka. Mata yang terlihat terkulai pun berisiko terjadi. Mayoritas kasus kerusakan saraf akibat operasi plastik dapat ditangani, walau ada pula yang menjadi kerusakan permanen.
2. Terbentuk jaringan parut
Pembentukan jaringan parut sering terjadi pada tindakan bedah, termasuk operasi plastik. Tentunya hal ini dapat mengganggu orang yang mengalaminya, karena tujuan operasi kosmetik itu sendiri adalah untuk meningkatkan estetika diri. Pasien bisa menurunkan risiko jaringan parut ini dengan tidak merokok pasca operasi, mengonsumsi makanan sehat, serta mengikuti arahan dokter.
Baca Juga: Biar Mirip Lisa BLACKPINK, 5 Fakta Lucinta Luna Operasi Wajah
3. Infeksi
Infeksi menjadi salah satu komplikasi operasi plastik yang umum terjadi. Salah satunya yakni infeksi selulitis yang merupakan infeksi pada kulit. Pada beberapa kasus, infeksi pasca operasi plastik dapat terjadi di tubuh bagian dalam dan menjadi parah. Kondisi ini akan membutuhkan pemberian antibiotik secara intravena.
4. Perdarahan
Operasi apapun berisiko menimbulkan perdarahan. Apabila tidak terkontrol, perdarahan dapat menimbulkan penurunan tekanan darah dengan risiko kematian. Perdarahan dapat terjadi selama proses operasi maupun pasca operasi. Perdarahan setelah operasi plastik dapat disebabkan oleh pasien yang terlalu aktif bergerak.
5. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah yang terbentuk di luar pembuluh darah dan terkadang menimbulkan rasa sakit. Hematoma umum terjadi hampir di semua jenis operasi, seperti facelift maupun pembesaran payudara.
6. Seroma
Seroma mirip dengan hematoma atau kumpulan cairan limfatik di permukaan kulit. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit. Risiko ini juga bisa terjadi di semua operasi, termasuk operasi plastik abdominoplasty (pengencangan perut).
Apabila kumpulan cairan tersebut cukup besar, dokter akan menyingkirkan cairan itu menggunakan jarum. Langkah ini efektif untuk menangani seroma pascaoperasi, walau tetap berisiko kumpulan cairan muncul kembali.
7. Gumpalan darah
Terbentuknya gumpalan darah menjadi risiko yang umum terjadi di banyak prosedur medis, termasuk operasi plastik. Salah satu jenis gumpalan tersebut adalah trombosis vena dalam yang terbentuk di area kaki.
Gumpalan darah harus ditangani oleh dokter, sekalipun di banyak kasus tak mengancam nyawa. Gumpalan tersebut dapat mematikan jika gumpalan darah bergerak melalui pembuluh balik menuju jantung dan paru-paru.
8. Operasi plastik gagal
Menjadi momok bagi pasien yang menjalani operasi kosmetik, hasil operasi yang tak sesuai keinginan tetap bisa terjadi. Tak hanya gagal memberikan peningkatan penampilan fisik, hasil operasi ini juga dapat menjadi lebih buruk dibandingkan sebelumnya.
9. Komplikasi anestesi
Anestesi atau bius adalah tindakan untuk membuat pasien hilang kesadaran beberapa saat, sehingga pasien tidak merasakan saat operasi berlangsung. Komplikasi tersebut dapat berupa infeksi paru-paru, stroke, serangan jantung, hingga kematian.
10. Kematian
Setiap operasi berisiko menimbulkan kematian pasien. Walau mungkin risiko tersebut kecil, sangat mungkin pasien meninggal dunia saat menjalani operasi. Komplikasi akibat reaksi dari obat anestesi merupakan kasus kematian yang paling banyak terjadi saat operasi.