Studi: Hiperseks Bisa Jadi Tanda Trauma

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 26 Maret 2022 | 07:04 WIB
Studi: Hiperseks Bisa Jadi Tanda Trauma
Ilustrasi trauma (pixabay.com/imaji)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orang mengatasi trauma dengan cara yang berbeda. Ada yang menjadi takut pada hal-hal yang mengingatkannya pada masa lalu, dan ada juga yang mengembangkan perilaku tak biasa yang sekilas tampak tak berhubungan dengan traumanya. Misalnya, menjadi hiperseks.

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders menemukan bahwa perilaku hiperseksual mungkin merupakan reaksi terhadap trauma masa lalu, dan itu terkait dengan gangguan stres pasca-trauma dan depresi.

"Orang yang hiperseks mungkin menemukan bahwa hasrat seksual menjadi lebih menantang atau lebih menggairahkan karena parameter mereka telah diubah oleh trauma," demikian kata Allison Kent, seorang terapis di Favored Wellness Counseling di Pennsylvania, seperti dilansir dari HuffPost.

Lalu, apa tandanya kalau kecanduan Anda terhadap seks ternyata berkaitan dengan trauma masa lalu? Simak 5 tanda-tandanya berikut ini.

Baca Juga: Studi: Covid-19 Dapat Menyebabkan Masalah Gangguan Mental Dalam Jangka Panjang

1. Mengutamakan seks di atas segalanya
"Memprioritaskan seks di atas hal lain adalah tanda bahaya bahwa dorongan seksualitas Anda tidak sehat," kata Kent.

Ini termasuk kesulitan mengendalikan pikiran, tindakan, atau percakapan tentang seks, atau bertindak secara kompulsif saat hasrat seks datang, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

2. Terlibat dalam perilaku seks berisiko
Melakukan hubungan seks yang berisiko atau berbahaya, misalnya tidak menggunakan perlindungan atau berganti-ganti pasangan, juga bisa menjadi pertanda trauma.

Kebutuhan untuk menenangkan gejala psikologis dan fisiologis yang terkait dengan trauma ini dapat menyebabkan perilaku seks berisiko, termasuk kurangnya pemahaman tentang pemilihan pasangan, dan mengabaikan kebutuhan Anda sendiri akan keamanan saat berhubungan seks.

3. Mengendalikan orang lain dengan seks
Orang dengan trauma masa lalu dapat menggunakan seks untuk mengontrol atau mengendalikan orang lain.

Baca Juga: Mawar AFI Akui Sulit Melayani Steno Ricardo karena Luka Masa Lalu: Bagaimana Trauma Memengaruhi Hasrat Seksual?

“Beberapa orang menggunakan seks untuk merasa dicintai dan diakui. Beberapa orang menggunakan seks untuk manipulasi. Seks juga bisa menjadi pelarian,” kata Kent.

Perilaku hiperseksual karena trauma juga bisa mencakup "menggunakan seks untuk memecahkan masalah, seperti menenangkan pasangan, meminta maaf, atau mendapatkan sesuatu yang Anda inginkan".

4. Anda merasa kecanduan seks
Ada perbedaan antara menikmati seks dan merasa kecanduan seks. Yang terakhir mungkin menyebabkan Anda selalu mencari seks sebagai cara untuk merasa nersemangat. Ini mirip dengan kecanduan narkoba atau alkohol.

Marisa Peer, seorang terapis dan pendiri Rapid Transformational Therapy, mengatakan hiperseksualitas berhubungan dengan peningkatan libido yang tiba-tiba atau sangat sering yang sulit dikendalikan.

Terkadang kecanduan seks berasal dari trauma yang membuat penyintas merasa tidak aman dengan tubuh mereka.

5. Tak tertarik berhubungan seks dengan orang yang dicintainya
Seseorang yang mengalami pelecehan seksual di masa lalu tidak mengasosiasikan seks dengan keintiman emosional. Hal ini menjadikan mereka tidak dapat menikmati seks dengan seseorang yang Anda cintai. Tapi sebaliknya, Anda menjadi hiperseksual dengan orang asing yang tidak dikenal.

Menurut Peer, orang-orang dengan trauma ini umumnya sangat sulit untuk menjalin hubungan yang bermakna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI