Suara.com - Pada saat berusia 18 tahun, Jessica Pin merasa bahwa dirinya mempunyai kondisi vagina yang tidak normal. Ia pun menjalani operasi labiaplasty, tetapi sayangnya prosedur ini gagal.
Labiaplasty merupakan prosedur bedah untuk memperbaiki labia atau bibir vagina. Operasi vagina ini cukup populer di kalangan wanita.
Karena operasi gagal, Jessica menjadi tidak bisa merasakan 'sensasi' di organ intim karena saraf dosal klitorisnya rusak.
Gadis asal San Francisco, AS, ini mengatakan bahwa seluruh labia minoranya telah diangkat. Dokter bedah juga mengurangi ukuran tudung klitorisnya, yang disebut tanpa persetujuan Jessica.
Baca Juga: Muncul Jerawat di Area Labia, Apakah Sebabnya?
Padahal, Jessica telah menghabiskan sekitar Rp 43 juta untuk labiaplasty. Itu pun belum termasuk anestesi dan fasilitas ruang operasi serta biaya terkait lainnya.
Kegagalan tersebut membuat Jessica mengalami masalah kesehatan mental karena tekanan yang dialaminya dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan, ia sempat berulang kali mencoba bunuh diri.
Sementara sang dokter yang telah menanganinya tidak mau bertanggung jawab.
"Aku menyangkal selama bertahun-tahun, berpikir (hilangnya sensasi) dapat diperbaiki, atau beberapa cara untuk mengatasinya. Lalu aku coba bunuh diri. Mencoba untuk menerimanya sangat sulit," ujar Jessica, dilansir The Sun.
Sejak pengalamannya ini, Jessica pun lebih sering mengedukasi publik tentang labiaplasty. Ia telah menerbitkan anatomi klitoris secara lengkap dalam literatur medis.
Baca Juga: Sempat Dikira Tak Subur, Ternyata Ada Batu Vagina Berkembang di Organ Intim Perempuan Ini
Dia juga memiliki penelitian yang terbit dalam Aesthetic Surgery Journal.
Menurut Jessica, banyak ahli bedah meremehkan risiko prosedur tersebut, yang dapat mencakup penurunan sensivitas, jaringan parut, hingga infeksi.
Operasi ini juga berisiko menyebabkan pembekuan darah dan reaksi alergi terhadap anestesi.