Tidur dengan Penerangan sedang Dapat Meningkatkan Detak Jantung dan Resistensi Insulin

Kamis, 24 Maret 2022 | 09:12 WIB
Tidur dengan Penerangan sedang Dapat Meningkatkan Detak Jantung dan Resistensi Insulin
Tidur dengan lampu menyala (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orang tentu punya kebiasaan tidur, salah satunya membiarkan lampu menyala. Umumnya kebiasaan ini dilakukan orang-orang yang takut kegelapan.

Namun, sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa tidur satu malam saja dalam ruangan terang dapat menyebabkan naiknya detak jantung di malam hari dan resistensi insulin keesokan paginya.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 orang dewasa sehat.

Satu kelompok tidur di kamar remang-remang selama dua malam berturut-turut. Sementara kelompok lainnya tidur di kamar remang-remang selama semalam dan di kamar terang pada malam berikutnya.

Baca Juga: 6 Ide Dekorasi Pencahayaan yang Menawan di Hunian

Kamar yang terang memiliki pencahayaan lampu 100 lux, setara dengan cahaya layar televisi yang menyala do riangan gelap atau lampu jalan yang bersinar melalui jendela terselubung tipis.

Ilustrasi tidur dengan lampu mati. (Stocksy)
Ilustrasi tidur dengan layar TV menyala (Stocksy)

Semua peserta penelitian memakai monitor jantung untuk tidur, lapor Live Science.

Peneliti menemukan adanya peningkatan detak jantung pada kelompok yang tidur di ruangan terang dibandingkan saat mereka tidur di kamar remang-remang.

Kelompok yang tidur dalam pencahayaan redup selama dua malam tidak menunjukkan perubahan signifikan.

"Meskipun Anda tidur, sistem saraf otonom Anda diaktifkan,' jelas asisten peneliti profesor neurologi Daniela Grimaldi dari Northwestern University, Illinois.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Maksimalkan Pencahayaan Alami di Rumah agar Hemat Listrik, Warna Cat Memengaruhi

Sistem saraf otonom mengatur proses tubuh yang tidak disengaja, seperti pernapasan, detak jantung, pelebaran pupil dan pencernaan, serta respons melawan-atau-lari.

Menurut Grimaldi, sat saraf otonom meningkatkan detak jantung di malam hari memberi tanda tidak baik.

"Biasanya detak jantung, bersama dengan parameter kardiovaskular lainnya, lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari," sambungnya.

Peneliti juga menilai resistensi insulin pada kelompok kedua. Seiring waktu resistensi insulin dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak.

Pada pagi hari setelah tidur di kaar remang-remang, kedua kelompok mendapat skor yang hampir sama pada tes ressitensi insulin. Tetapi pada pagi hari setelahnya setelah tidur di kamar terang, kelompok kedua mendapat skor yang buruk.

"Jadi paparan cahaya sedang satu malam selama tidur meningkatkan kadar resistensi insulin keesokan paginya," imbuh Grimaldi.

Penelitian ini terbatas karena hanya melibatkan 20 orang dan hanya memantau partisipan selama dua hari dua malam. Studi perlu diujicobakan dalam peserta yang lebih besar untuk mengonfirmasi hasilnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI